Gemuruh suara kendaraan bercampur suara klakson di pagi hari tepatnya di jalan Pasar V Tembung Kabupaten Deli Serdang sudah biasa terdengar. Ramai lalu lalangnya pengendara mengawali aktivitas setiap pagi turut memperlancar denyut nadi ekonomi di jalan tersebut. Hal itu wajar, karena jalan tersebut merupakan salah satu akses untuk masuk ke kota Medan.
Tapi siapa yang menyangka di tengah keramaian jalan tersebut, ada seorang anak piatu beserta kakek dan neneknya yang tinggal di bantaran sungai, tetapi banyak orang yang tidak mengetahuinya. Sampai akhirnya doa dari keluarga yang terpinggirkan ini, diijabahi oleh Allah dan menggerakan hamba-hambanya untuk menolongnya.
Apa doa beliau..? Seperti yang pernah terucap saat ngobrol dengan Opung Pane nenek Amirah, dengan kesedihan yang mendalam beliau berdoa, “ Ya Allah bantulah kami untuk keluar dari kesulitan ini, dan jangan sampaikan kami saat Ramadhan masih dalam kondisi seperti ini”.
Ternyata Allah itu tidak tidur, Maha Tahu di saat orang lain tidak tahu atau tidak mau tahu, saat mereka sekian lama tinggal dan tidur hanya beralaskan tanah tanpa atap dan pembatas seadanya , dengan penerangan yang minim, menahan dinginnya malam, ancaman binatang berbisa. Bahkan dalam kondisi tersebut mereka tetap sabar, menjaga martabat dengan tidak mau meminta-minta dan memilih dengan mencari barang bekas untuk dijual yang tidak seberapa hasilnya hanya untuk bisa mengganjal perut mereka.
Mereka juga harus bersabar merawat kakek Amirah yang rajin beribadah ke masjid sementara penglihatan dan pendengaran terganggu karena sudah lanjut usia, disaat orang yang kuat tapi tidak mampu untuk melakukannya.
Itulah rahasia doa mereka dikabulkan dengan begitu cepatnya, di balik kesulitan pasti ada kemudahan. Hanya kekuatan do’a dan ibadah mereka lakukan sehingga yang mampu menggerakkan orang jauh mendekatkannya, orang yang tidak kenal menjadi mengenalnya dan orang berat menjadi ringan untuk menolongnya.
***
Postingan yang Membangkitkan Semangat Berbagi
Diantara donatur ada dari institusi pendidikan seperti SMK Telkom Medan dan Politeknik Ganesha Medan serta banyak lagi sumbangan yang sifatnya pribadi-pribadi. Termasuk BKM Al Muhajirin tempat mereka sholat juga turut membantu meringankan beban mereka.
Ada juga bantuan lembaga sosial seperti JBS (Jum’at Berbagi Sugiharjo). Sekedar informasi , bahwa JBS Deli Serdang yang diketuai oleh ibu Tri Handayani, S.Pd adalah sebuah lembaga yang bergerak di bidang sosial yang berumur belum setahun ini namun kiprahnya sudah aral melintang, banyak menyelesaikan seputar masalah sosial dari yang paling ringan sampai yang paling berat. Khabarnya masalah Amirah adalah masalah yang paling berat dari masalah yang pernah dialami JBS Deli Serdang
Lembaga Sosial JBS bekerja Cepat Menangani Amirah dan Keluarganya
Keesokan harinya Rabu (17/02/21), hasil keputusan yang sudah disepakati langsung dieksekusi oleh team JBS. Mencari rumah sewah adalah langkah pertama yang dilakukan dan syukurnya langsung ditemukan rumah sewa dengan standar layak huni yang terletak di Batang Kuis dan langsung dibersihkan.
Khawatir cuaca yang buruk karena menurut informasi dari BMG Rabu (17/02/21), dikabarkan pada malam hari yang akan turun hujan, maka hasil kesepakatan bersama harus dilakukan evakuasi Amirah dan keluarga dari bantaran sungai ke rumah sewa yang sudah disiapkan oleh team JBS.
Rombongan team JBS dengan membawa mobil Agya putih dan mobil pickup, telah tiba di lokasi. Memang cuaca di sore itu agak sedikit mendung, membuat team JBS bergerak cepat untuk mengumpulkan barang-barang yang akan dibawah ke mobil pickup.
Saat kakek mau dibawa, ada yang menarik dimana kakek kelihatan sedih karena beliau menyangka ada penggusuran seraya mengatakan “Mengapa dibongkar, saya sudah enakkan tidur di sini, tolonglah jangan dibongkar”, rengekan kakek kepada team yang dikiranya adalah satpol PP.
Kemudian, nenek Amirah mendekati kakek tersebut menenangkan karena beliau yang lebih tahu 'bahasa' mereka berdua. Baru setelah itu nampak ceria wajah kakek tersebut, seraya mengikuti langkah dari team yang menuntunnya menuju mobil.
Melihat kejadian tersebut, kami tersenyum, maklum aja beliau sudah lanjut usia yang mengalami gangguan mata dan telinga.
Kemudian Amirah dan keluarga diarahkan menaiki mobil Agya Putih diikuti mobil pickup yang mengangkut barang-barang nenek Amirah. Sambil melambaikan tangan Jam 17.50 mobil-mobil tersebut meninggal lokasi menuju rumah barunya.
Melihat mereka sudah tidak lagi tinggal di bantaran sungai hati saya sangat senang melihatnya. Kemudian satu lagi yang harus diperhatikan selanjutnya bagaimana menyelamatkan Amirah sehingga bisa sekolah. Karena ini sudah ditangani sepenuhnya oleh team JBS, maka Ini menjadi tanggung jawab bersama, sembari menunggu lembaga lain yang ingin berkontribusi.
***
Demikian kisah Amirah yang kepingin sekolah, sudah berpindah dari bantaran pinggiran sungai yang mereka tempati kurang lebih hampir 10 hari, sekarang mereka sedang menuju rumah di lokasi yang baru yang lebih baik.
Selamat menempuh hidup di tempat yang baru Amirah, semoga engkau kelak menjadi anak yang berguna buat agama, bangsa dan negara. Doa kami menyertaimu.
Semoga kisah ini menjadi pelajaran buat kita semua bagaimana dalam kondisi sesulitpun jangan lupa ingat kepada Allah dan yakinlah sesunguhnya di balik kesulitan pasti akan ada kemudahan.
#BantuAmirahSekolah
Penulis, Guru SMK Telkom Medan & Dosen Politeknik Ganesha Medan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H