Mohon tunggu...
Jamaludin
Jamaludin Mohon Tunggu... Dosen - Guru dan Dosen

Seorang guru dan dosen, lahir di Bah Jambi, 11 Januari 1973 memiliki latar belakang keilmuan teknik informatika, alumni Magister Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara. Aktif mengajar di SMK Telkom Medan dan Politeknik Ganesha Medan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Viral! Kisah Amirah, Hanya Kekuatan Doa dan Usaha, Penderitaan Amirah Anak Piatu yang Tinggal di Pinggiran Sungai Berakhir

19 Februari 2021   06:00 Diperbarui: 16 Juli 2022   15:20 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lembaga Sosial JBS bekerja Cepat Menangani Amirah dan Keluarganya

dokpri
dokpri
Selasa (16/02/21), BKM Al Muhajirin dan lembaga JBS Deli Serdang mengadakan diskusi seputar solusi mengatasi kondisi Amirah dan keluarganya. Hasil rapat bersama  diputuskan bahwa akan mengevakuasi segera Amirah dan keluarganya dari bantaran sungai, mencari rumah sewa dan memikirkan sekolah Amirah serta membicarakan usaha yang akan ditekuni nenek Amirah.  

Keesokan harinya Rabu (17/02/21), hasil keputusan yang sudah disepakati langsung dieksekusi oleh team JBS. Mencari rumah sewah adalah langkah pertama yang dilakukan dan syukurnya langsung ditemukan rumah sewa dengan standar layak huni yang terletak di Batang Kuis dan langsung dibersihkan.

Khawatir cuaca yang buruk karena menurut informasi dari BMG Rabu (17/02/21), dikabarkan pada malam hari yang akan turun hujan, maka hasil kesepakatan bersama harus dilakukan  evakuasi Amirah dan keluarga  dari bantaran sungai ke rumah sewa yang sudah disiapkan oleh team JBS.

Rombongan  team JBS dengan membawa mobil Agya putih  dan mobil pickup,  telah tiba di lokasi. Memang cuaca di sore itu agak sedikit mendung, membuat team JBS bergerak cepat untuk mengumpulkan  barang-barang yang akan dibawah ke mobil pickup.

Saat kakek mau dibawa,  ada yang menarik dimana kakek kelihatan sedih karena beliau menyangka ada penggusuran seraya mengatakan “Mengapa dibongkar, saya sudah enakkan tidur di sini, tolonglah jangan dibongkar”, rengekan kakek kepada team yang dikiranya adalah satpol PP.

Kemudian, nenek Amirah mendekati kakek tersebut menenangkan karena beliau yang lebih tahu 'bahasa' mereka berdua. Baru setelah itu nampak ceria wajah kakek tersebut, seraya mengikuti langkah dari team yang menuntunnya menuju mobil.

Melihat kejadian tersebut, kami tersenyum, maklum aja beliau sudah lanjut usia yang mengalami gangguan mata dan telinga.

Kemudian Amirah dan keluarga diarahkan menaiki mobil Agya Putih diikuti mobil pickup yang mengangkut barang-barang nenek Amirah. Sambil melambaikan tangan  Jam 17.50 mobil-mobil tersebut meninggal lokasi  menuju rumah barunya. 

Melihat mereka sudah tidak lagi tinggal di bantaran sungai  hati saya sangat senang melihatnya. Kemudian satu lagi yang harus diperhatikan selanjutnya  bagaimana menyelamatkan Amirah sehingga bisa sekolah. Karena ini sudah ditangani sepenuhnya oleh team JBS, maka Ini menjadi tanggung jawab  bersama, sembari menunggu lembaga lain yang ingin berkontribusi.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun