Mohon tunggu...
Jalan Raga
Jalan Raga Mohon Tunggu... Petani - Human Being

Sejauh apapun pergi, pada rumah kita kan kembali.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jiwa adalah Nakhoda dan Raga adalah Bahtera

31 Maret 2017   03:10 Diperbarui: 1 April 2017   12:00 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bukankah setiap nakhoda memiliki tujuan?, tujuan yang akan terus menjaga dan mengingatkan ia untuk apa dan untuk siapa ia berlayar. Tujuan yang menjadi harapan bahwa diujung sana ada Pulau Yang Dijanjikan Tuhan. Pulau yang penuh dengan kebahagiaan, kedamaian, keselamatan dan kemenangan.

Pulau itu adalah “The Dream Island”,dan setiap kita (nakhoda) memiliki harapan dan impianyang membuat kita tetap tegak lurus memandang samudera hidup dan kehidupan dengan segala terpaan cuaca dan gelombang yang menghampiri.

Maka saat cuaca dan gelombang datang menerpa bahtera, menggoyahkan dan membuatnya oleng. Turunkanlah jangkar, menepilah sejenak, namun bukan untuk berhenti. Tenangkan nakhoda (hati dan pikiran) baikmu, berdialoglah dengannya, urai setiap gejala yang membuat bahtera menjadi oleng, fokuslah pada solusi, bukan pada masalah. Ingatkan ia untuk bersabar, bersyukur dan ikhlas, setelah itu angkat kepalamu dan tersenyumlah positif, kemudian tarik jangkar dan naikan layar dengan penuh semangat dan keyakinan untuk kembali mengarungi samudera kehidupan menuju Pulau Yang Dijanjikan.

Karena percayalah sahabat. Kita adalah nakhoda tangguh yang dilahirkan ke muka bumi untuk sebuah alasan yaitu menjadi sebaik-baiknya nakhoda bagi nakhoda yang lain.

Tetaplah menjadi satu-satunya pengendali bagi bahtera raga kita, memilih untuk merdeka dan bahagia sedari hati dan pikiran dengan senantiasa bersabar, bersyukur dan ikhlas.

Inilah pesan Nuh kepada kita semua agar senantiasa memilih untuk #JanganLupaBersyukur, karena syukur adalah jalan lurus, jalan nakhoda-nakhoda yang diberikan kenikmatan (kemerdekaan, kebahagiaan, kedamaian, keselamatan dan kemenangan) lahir dan batin, jiwa dan raga. Bukan jalan nakhoda-nakhoda yang dimurkai dan nakhoda-nakhoda yang disesatkan.

Wallahu a’lam bishowab.

Keep Calm, Smile and Happy

#JanganLupaBersyukur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun