Lebaran
Hari Lebaran pertama 2 Mei, kami menuju Ngabang, Kabupaten Landak, ke tempat kakak ipar saya yang merayakan Lebaran. Perjalanan lumayan panjang: Nyarumkop->Singkawang->Pinyuh->Ngabang. Jalur Sungai Pinyuh-Ngabang memang sepi, sejak jalan Sungai Ambawang lancar. Jalur ke Ngabang menarik karena berkelok-kelok, melewati banyak kampung dan daerah2 yang bagi saya sangat mudah diingat, yang ikonik tentu saja Sehag. Â Jalur ini cukup mulus.
Di rumah kakak/abang di Ngabang kami telah ditunggu rombongan keluarga dari Sekadau dan Batang Tarang yang juga berlebaran. Ada keluarga bang Kirman-Kak Sabet; ada Oscar-Ratih (ponakan) dan dua putra putrinya; Iwan-Novi (ponakan) dengan 3 putra putrinya. Â Â Â
Ada juga keluarga Jimmy, ponakan yang tinggal di Ngabang yang join dengan kami. Wah,..ramai, seru lebaran kami. Inilah indahnya keberagaman. Bang Deni dan Kak Thres beserta 3 anaknya merayakan Lebaran; kami lainnya merayakan Natal. Kalau Natal, Bang Deni dan keluarga merayakan ke tempat kami. Juga jika ada acara-acara keluarga kami ngumpul bersama.
Selesai merayakan kebahagian Lebaran, sore jam lima-an dengan hujan yang cukup lebat hari itu, kami, keluarga Bang Subar dan keluarga Novi-Iwan melanjutkan perjalanan ke Sekadau. Keluarga Bang Kirman dan Kelg.Ratih-Oscar ke Pahauman. Tidak lupa kami singgah di rumah Kak Paula di Sanggau. Kakak bersama Ema-Andre dan keluarga; ada Via-Anes juga; mereka telah menyediakan makan malam yang sedap untuk kami. Setelah istirahat sekitar 2 jam, perjalanan dilanjutkan. Sekitar pukul 23.00 kami tiba dengan lancar, aman dan selamat di Sekadau.
Menikmati alam
Di Sekadau, bersama anak-anak Novi-Iwan, kami "liburan" ke pondok kebun. Membawa beras, ikan toman, daging, dll kami "berkemah" seharian. Setengah perjalanan dengan mobil jalur Sekadau-Rawak. Memasuki area kebun, kami sebagian jalan kaki skitar 2,5 km, sebagian besar, naik mobil Taft doubel gardan yang dimodif untuk mengangkut buah sawit di jalur-jalur jalan hutan. Maklum jalan ke pondok ladang ini berlumpr-lumpur, berlobang dalam, sehingga hanya mobil doubel (4x4) yang bisa lolos. Wah...anak-anak sangat senang naik truk ini. Oleng kiri kanan, sensasi antara berani-berani takut membuat mereka senang.
Di pondok yang ada listrik tenaga surya ini kami memasak, membakar ikan/daging, memancing di kolam, mencari pakis di kebun, mencari sayur di ladang, mencabut ubi di ladang. Â Membuat rujak, menyanyi bersama...seru lah pokoknya. Tentu yang paling dinikmati adalah makanannya: enak dan suasana di ladang dengan udara yang bersih, bebas mengekspresikan nikmatnya makanan...apalagi ditutup dengan sedikit tuak yang enak.
Esoknya kami mengunjungi Bang Meran-Kak Jati yang tinggal di Sejirak, simpang kampung Perongkan. Pas ketemu Leo-Nina, yang sedang pulkam dari Ponti. Jalan dari Sekadau ke Selalong masih mulus..namun setelah itu, sampai ke Rawak, jalur ini sudah rusak cukup parah. Dalam situasi jalan normal dulunya hanya 20 menit, kini satu jam dari Sekadau ke Simpang Perongkan. Kami disuguhi makan minum, ada tuak juga. Dibekali beras kampung lagi.Â