Setelah menikmati santap malam dengan masakan yang fresh, kami keliling-keliling kota Singkawang. Beruntung kami telah booking hotel, karena ternyata hotel-hotel penuh, maklum ini liburan panjang. Setelah dari hotel, kami dua keluarga ini, menikmati kopi, snack dan musik di sebuah cafe yang tidak jauh dari hotel.
Minggu (1/5), kami merayakan ekaristi di Gereja Katolik yang ikonik di kota Singkawang. Gereja ini ikonik karena di salib di atas gereja terdapat patung ayam dari kuningan, sehingga gereja ini populer juga dengan sebutan gereja ayam. Meski masih mengukur suhu tubuh dan pakai handsanitiser, gereja Katolik Singkawang sudah dibuka, tidak ada pembatasan umat lagi. Gereja dipenuhi umat. Sepulang misa, ke sekitaran pasar, mengisi kampug tengah. Banyak sekali pilihan kulinernya. Yang ringan ada bubur babi--maksudnya bubur nasi dengan daging babi; ada aneka jenis mie (mie tiau, kwetiau, dll), ada chai kwe atau choi pan; yang makanan berat pun banyak.
Taman Cinta & Nyarumkop
Mengisi hari minggu, kami ke obyek wisata Taman Cinta di Pajintan, di arah jalan ke Kabupaten Bengkayang. Kami sebenarnya sudah beberapa kali kesini. Namun tempat ini masih menarik karena ada banyak spot foto, bisa mandi dan main waterboom. Â Di area taman cinta ini juga ada hotel. Hari ini kami bertambah personil, ada Yadi dan Yenni, ponakan yang bergabung dengan kami untuk liburan juga. Â
Setelah hampir seharian di Taman Cinta, sorenya kami ke Nyarumkop. Saya sudah  kontak suster pengelola Wisma Emaus, ternyata orang umum secara terbatas bisa menginap disini. Wisma ini kami piih karena mau merasakan nuansa berbeda: sunyi, suasana kampung, bersih, udaranya segar dan hitung-hitung bantu-bantu suster untuk biaya perawatan wisma ini. Wisma ini semasa covid-19 jarang dipakai untuk pelatihan, retret, dll.
Malamnya kami ke kota Singkawang lagi, menyusuri malam di kota Amoy sekalian menyantap kuliner. Karena besoknya Hari Raya Idul Fitri, maka malam ini Singkawang lebih ramai, sejumlah jalan ditutup karena ada pawai kendaraaan malam takbiran.Â