Dalam usaha memperoleh informasi tentang jam-jam terakhir Romo Albrecht saya mengontak Rien Kuntari yang kukenal karena sama-sama anak Palmerah. Dia Palmerah Selatan. Saya Palmerah Barat. Agak susah sedikit mengontaknya sejak Rien tak lagi di Kompas.Â
Akhirnya saya dapat alamat e-mailnya. Saya kirim e-mail. Ternyata Rien tinggal di New York. Ia menyarankan kontak Romo Ageng. Saran ini saya ikuti meski rada susah juga menghubungi Romo Ageng.
Saya sudah lupa dari siapa mendapatkan alamat e-mail Jesuit ini.
Dari Romo Ageng saya mendapat info sekitar tertembaknya Romo Albrecht. Ia memperkirakan peluru yang terlontar dari senjata api pada malam itu, salah alamat.Â
"Saya yakin mereka sebenarnya mencari saya karena sudah beberapa kali saya mendapat peringatan. Tetapi karena yang keluar duluan dan membawa senter Romo Albrecht, beliau yang menjadi korban." Pengakuan Romo Ageng ada dalam buku saya.
Lima hari sebelumnya juga di kota yang sama peluru menghilangkan nyawa Romo Tarcisius Dewanto, seorang Jesuit muda asal Indonesia yang sedang berkarya di Timor Timur. September 20 tahun bukanlah September Ceria seperti nyanyian Vina Panduwinata. Udara Jakarta sedang panas-panasnya demikian juga suhu politiknya terasa panas.Â
Selain karena Soeharto baru 16 bulan sebelumnya digulingkan kekuatan rakyat dipimpin para mahasiswa, juga karena Presiden BJ Habibie memutuskan menyelenggarakan referendum di Timor Timur. Dili terbakar. Timor Timur membara. Dan beberapa Jesuit korbannya.Â
Sampai saat ini belum diketahui siapa yang menembak Romo Albrecht meski dugaan kuat adalah milisi pro Indonesia. BJ Habibie tadi sore tutup usia. RIP.
Sampai akhir hayat, Romo tetap  mengembangkan Credit Union (Koperasi Kredit). Sabtu ini, 14 Sept 2019 di Hotel Amaris - Juanda -  Jkt akan diadakan misa mengenang 20 tahun wafat Romo Albrecht. Esoknya sehari penuh akan berlangsung seminar mengenai sosok romo dalam Gerakan Koperasi Kredit Indonesia.Â
Kedua acara ini diadakan oleh YAKA (Yayasan Karim Arbie) yang didirikan Daisy, Robby Tulus dan lain-lain. Daisy dan Robby adalah dua orang yang bekerja sama dengan Romo Albrecht merintis Credit Union 50 tahun lalu.
Robby Tulus meski sudah menjadi warga negara Kanada dan tinggal di Ottawa tetap mengembangkan Credit Union. Ia diminta menjadi salah seorang Penasihat Inkopdit. Robby yang tahun depan (2020) berusia 80 tahun akan menjadi pembicara kunci dalam seminar Ahad ini.Â
Pembicara lainnya adalah FX Bambang Ismawan, pendiri Bina Swadaya dan Majalah Trubus yang pada 1968 menghadiri Konferensi SELA di Bangkok. Konferensi itu membicarakan kemungkinan Gereja Katolik di Asia mengembangkan CU.Â