Mohon tunggu...
Epetebang
Epetebang Mohon Tunggu... Wiraswasta - untaian literasi perjalanan indah & bahagiaku

credit union, musik, traveling & writing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kerukunan Beragama Ideal untuk Masyarakat Kalbar

8 Maret 2016   15:07 Diperbarui: 8 Maret 2016   15:29 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Secara umum agar kerukunan hidup umat beragama dapat terwujud dan senantiasa terpelihara, perlu mendorong upaya-upaya agar terjadinya kerukunan sebagai berikut.

1.   Memperkuat kerukunan internal dan antar umat beragama, serta antar umat beragama dengan pemerintah.

2.   Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional, dalam bentuk upaya mendorong dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk hidup rukun dalam bingkai teologi dan implementasi dalam menciptakan kebersamaan dan sikap toleransi.

3.   Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif, dalam rangka memantapkan pendalaman dan penghayatan agama serta pengamalan agama, yang mendukung bagi pembinaan kerukunan hidup intern umat beragama dan antar umat beragama.

4.   Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari seluruh keyakinan plural umat manusia, yang fungsinya dijadikan sebagai pedoman bersama dalam melaksanakan prinsip-prinsip berpolitik dan berinteraksi sosial satu sama lainnya dengan memperlihatkan adanya sikap keteladanan.

5.   Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi kemanusiaan yang mengarahkan kepada nilai-nilai ketuhanan, agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan nila-nilai sosial kemasyarakatan maupun sosial keagamaan.

6.   Menempatkan cinta dan kasih dalam kehidupan umat beragama dengan cara menghilangkan rasa saling curiga terhadap pemeluk agama lain, sehingga akan tercipta suasana kerukunan yang manusiawi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.

7.   Menyadari bahwa perbedaan adalah keniscayaan; suatu realita yang tidak dapat dihindari, anugerah dari Sang Pencipta.

Kitalah aktornya

“Karena peperangan dimulai dari pikiran manusia, maka dalam pikiran manusialah pertahanan untuk menjaga perdamaian harus ditegakkan” (Preambul Konstitusi UNESCO, 16 November 1945). Berdasarkan hasil penelitian badan PBB UNESCO terhadap berbagai perang yang pernah terjadi di muka bumi ini; baik perang karena agama maupun kekuasaan; disimpulkan bahwa perang adalah buah pikiran manusia. Hal sebaliknya, kerukunan, kedamaian adalah buah pikiran manusia. Jika makin banyak orang berpikir tentang kerukunan, kedamaian, maka niscaya kedamaian akan terwujud dalam sebuah masyarakat tersebut.

Pikiran yang damai, rukum akan membentuk perkataan dan perbuatan yang mengarah kepada kerukunan, kedamaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun