"lupakan semuanya Syifa... Hidup kita masih panjang, cita-cita kita masih tinggi, jangan gara-gara laki-laki yang bernama Anton itu kamu jadi Gila". Ucap Hana penuh kemarahan. Kemudian hana pun merobek-robek lembaran itu.
      "sudahlah Syifa, lupakan kisah ini, ibumu telah menunggumu dirumah dengan isak tangis mendengar tiada kabar darimu, pulanglah". Sambung Hana
      Syifa dan Hana pun pergi dari tempat itu meninggalkan luka yang begitu mendalam, serta meninggalkan lebaran yang sudah tercabik-cabik oleh amarah dan kekecewaan.
      ***
      Tidak lama kepergian Syifa dan Hana dari tempat itu, datanglah seorang laki-laki menuju tepat dimana Syifa dan Hana tadi berbincang tangis. Ia susun semua lembaran yang telah tercabik itu seraya berkata: "maafkan aku jika namaku membuat kamu terluka dan inilah caraku membuat kamu membenciku dan melupakanku".
      Ternyata laki-laki itu adalah Anton yang                               membuat lembaran berbentuk undangan pernikahan, namun undangan tersebut adalah undangan palsu.
      Anton sengaja merancang semua rencananya agar perpisahan ini tidak meninggalkan keindahan, karena sakit karena kebencian lebih baik dari pada berpisah dengan menahan rindu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H