Mohon tunggu...
Jaka Sandara
Jaka Sandara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas || Digital Marketing || Publishing || Edittor ||

Suka Nulis | Baca | Ngedit | Photoshop | Jurnalistik | Otak-Atik Komputer | Musik | Publishing | Internet Marketing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nama yang Membuat Luka

16 Desember 2022   21:49 Diperbarui: 16 Desember 2022   22:00 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber Ilustrasi: Pixabay.com
Sumber Ilustrasi: Pixabay.com

            "lupakan semuanya Syifa... Hidup kita masih panjang, cita-cita kita masih tinggi, jangan gara-gara laki-laki yang bernama Anton itu kamu jadi Gila". Ucap Hana penuh kemarahan. Kemudian hana pun merobek-robek lembaran itu.

            "sudahlah Syifa, lupakan kisah ini, ibumu telah menunggumu dirumah dengan isak tangis mendengar tiada kabar darimu, pulanglah". Sambung Hana

            Syifa dan Hana pun pergi dari tempat itu meninggalkan luka yang begitu mendalam, serta meninggalkan lebaran yang sudah tercabik-cabik oleh amarah dan kekecewaan.

            ***

            Tidak lama kepergian Syifa dan Hana dari tempat itu, datanglah seorang laki-laki menuju tepat dimana Syifa dan Hana tadi berbincang tangis. Ia susun semua lembaran yang telah tercabik itu seraya berkata: "maafkan aku jika namaku membuat kamu terluka dan inilah caraku membuat kamu membenciku dan melupakanku".

            Ternyata laki-laki itu adalah Anton yang                                                            membuat lembaran berbentuk undangan pernikahan, namun undangan tersebut adalah undangan palsu.

            Anton sengaja merancang semua rencananya agar perpisahan ini tidak meninggalkan keindahan, karena sakit karena kebencian lebih baik dari pada berpisah dengan menahan rindu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun