"Sanggaraja, apa maksud engkau dengan keris ini, apakah engkau masih ingin memperlihatkan Kesaktianmu yang tidak ada apa-apanya kepadaku?. Tanya Raja Limpur Selatan sambil menunjuk-nunjuk kewajah Sanggaraja.
Sanggaraja tersenyum sedikit sambil berkata ke Raja Limpur Selatan.
"Selama ini aku disiksa dan ingin dibunuh tak ada yang mempan membuat aku sakit, maka keris itulah satu-satunya yang mempan membunuhku, Andai Keris itu ada ditanganku dan aku kuasai, maka Limpur Selatan Sembilan Lurah akan Aku selesaikan, dan sekarang aku relakan nyawaku". Ucap Sanggaraja yang tidak mau merendahkan martabatnya.
Dengan keris miliknya sendiri yang dapat membunuhnya, hingga keris tersebut menusuk ke dadanya menumbus ke jantungnya. Saat keris itu menembus dadanya, masih sempat ia berkata sebagai pesan terakhir kepada Raja Limpur Selatan, sambil memegang pangkal keris tersebut berkatalah ia:
"Jika suatu saat nanti ada salah seorang anak cucu keturunanku mandi diatas kuburanku, maka kekuatannya melebihi dari kekuatanku dan kesaktianya melebihi dari kesaktianku". Ucap Sanggaraja berlahan dengan mata yang mulai tertutup pertanda nyawa akan berpisah dengan badan.
Mendengar pesan terakhir dari Sanggaraja, bergetar tubuh Raja Limpur Selatan bagaikan sumpah dan dendam yang akan lahir nantinya, oleh karena itu maka disembunyikanlah kuburan Sanggaraja sampai nanti ada keturunan raja pun tidak akan diberitahu dimana Sanggaraja dikuburkan.
Hingga sampai sekarang kuburan Adipati Sanggaraja dari Negeri Sangga tidak pernah diketahui keberadaannya.
SELESAI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H