Mohon tunggu...
Jaka Hendra Baittri
Jaka Hendra Baittri Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

manusia yang sesekali menulis, membaca dan berdiskusi, hobi berjalan-jalan dan mendengarkan musik dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Desember di Warung Kopi

26 Desember 2012   10:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:01 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bukan, aku hanya menyampaikan,"

"Intinya minta maaf?"

"Bukan, hanya menyampaikan,"

"Aku pinjam kertas dan pulpen," pintaku

Lalu kutulis puisi untukmu. Puisi yang berjudul Membatalkan Kesedihan. Aku harap puisi itu menjadi mantra yang dapat menghapus kesedihanmu yang tak jelas itu, kataku dalam hati.

Kau tersenyum dan bilang

"Aku baca di rumah saja," katamu sambil tersenyum

"Aih, kau ini. Benar-benar perempuan yang aneh,"

Kita sama-sama diam. Kau mengulangi ceritamu lagi, sedang aku berpura-pura mendengar dan menikmati kendaraan yang berlalu lalang diatas genangan warna kuning lampu kota.

Aku malas mengingat percakapan tak jelas itu. Yang benar saja. Bagaimana bisa kau menjadi otoriter terhadap perasaan seseorang. Konstruksi perasaan itu personal. Sama halnya seperti penguasa-penguasa yang eksibisionis sekarang. Seperti rektor mungkin.

Kau tahu, ada agenda baru di daftar acara wisuda: Foto bersama dengan rektor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun