Dalam dunia ekonomi, terdapat dua pendekatan yang umum digunakan untuk mengelola sistem perekonomian, yaitu ekonomi Islam dan ekonomi konvensional.Â
Meskipun keduanya bertujuan untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan, prinsip dasar, sistem, serta tujuan yang diusung oleh keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Artikel ini akan membahas perbedaan mendasar antara ekonomi Islam dan ekonomi konvensional.
 Apa Saja Perbedaan Ekonomi Islam dan Konvensional
1. Prinsip Dasar dan Dasar Hukum
Ekonomi Islam didasarkan pada ajaran-ajaran dalam Al-Qur'an dan Hadis, serta prinsip-prinsip syariah yang mengatur aktivitas ekonomi agar selaras dengan nilai-nilai moral dan etika Islam. Salah satu konsep utama dalam ekonomi Islam adalah larangan riba (bunga), yang dianggap sebagai unsur eksploitasi dan ketidakadilan. Selain itu, ekonomi Islam juga menekankan pada pentingnya keadilan, keseimbangan, dan tanggung jawab sosial dalam setiap transaksi ekonomi.
Â
Sementara itu, ekonomi konvensional berfokus pada prinsip permintaan dan penawaran tanpa memperhatikan norma moral atau agama. Sistem ini lebih mengutamakan kepentingan individu dan pasar bebas, yang berarti bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk bertindak dalam lingkup ekonomi selama tidak melanggar hukum negara. Ekonomi konvensional biasanya berlandaskan pada teori-teori yang dikembangkan oleh para ekonom Barat seperti Adam Smith dan John Maynard Keynes.
Â
2. Sistem Pembiayaan
Salah satu perbedaan utama antara ekonomi Islam dan konvensional adalah dalam hal pembiayaan. Dalam sistem ekonomi konvensional, pembiayaan didasarkan pada pemberian bunga yang merupakan imbalan bagi pemberi pinjaman. Bunga ini bisa bersifat tetap atau mengambang, tergantung pada kebijakan bank atau lembaga keuangan.