Mohon tunggu...
jaja jamaludin
jaja jamaludin Mohon Tunggu... Penulis - Dosen di Universitas Bosowa

Sebagai praktisi pendidikan di Universitas Bosowa yang fokus pada pendidikan sains, fisika terapan, green technology, green energy serta agriculture. Selain itu menaruh minat pada soal-soal social, politic dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peta Jalan Revitalisasi Pendidikan Vokasi

19 Januari 2017   08:17 Diperbarui: 19 Januari 2017   08:33 3840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kedua, Learning within the work process.Tujuan dari pendidikan vokasi Negara Republik Federal Jerman adalah menciptakan kemampuan kerja para lulusannya yang adaptif dengan dunia industri yang mereka miliki. Oleh karenanya pendidikan berorientasi kerja mengharuskan para siswa/peserta (Teilnehmer) suatu kegiatan pendidikan atau pelatihan kejuruan belajar di dua tempat pembelajaran yaitu di sekolah dan di industry. Kombinasi pembelajaran tersebut sudah didesain sedemikian rupa sehingga sinergitas antara pembelajaran di sekolah dengan pembelajaran di industry sangat baik.

Ketiga, Acceptante of national standards.Penerapan standar nasional, merupakan salah satu kunci system pendidikan kejuruan. Kualitas daripada pendidikan itu sendiri dijamin dengan diterapkannya standar-standar pendidikan dan dipatuhi sebagai acuan proses. Untuk memenuhi kualifikasi standar lulusan yang akan memasuki pasar kerja, mereka juga menerapkan standar assessment yang benar-benar ketat. Sehingga kualifikasi tersebut para lulusan dapatmemenuhi tuntutan persyaratan penerimaan tenaga kerja dengan mobilitas yang tinggi dan penerimaan masyarakat yang baik. Rekruitmen tenaga kerja menjadi sangat mudah dengan tersedianya tenaga kerja dengan kualifikasi yang baik. Dan kemudahan dalam melanjutkan adaptasi dengan pengembangan pendidikan berikutnya untuk memperbaiki kompetensi atau kualifikasi yang lebih tinggi lagi.

Keempat, Qualified vocational education and training staff.Kualifikasi tenaga pendidikan kejuruan adalah salah satu pondasi untuk kualitas. Para tenaga pendidik kejuruan harus menguasai dan memahami konsep Pedagogik Kejuruan (Berufspädagogik). Dengan memahami dari konsep Pedagogik Kejuruan para Guru (tenaga kependidikan kejuruan) mampu mendesain strategi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Menarik bahwa Pedagogik (Berufspädagogik) bukan hanya suatu konsep yang dimiliki oleh dunia pendidikan, akan tetapi tetapi dunia industry juga senantiasa menggunakan dan mengembangkan konsep Pedagogik. Sehingga para peserta diklat atau siswa yang mengadakan magang dan atau praktikum di suatu industry tetap dikendalikan dengan konsep Pedagogik yang benar sesuai dengan semangat dan jiwa dari suatu jenis pekerjaan. Itu menandakan bahwa industry atau dunia usaha tidak hanya sekedar mengejar keuntungan ekonomi (profit) akan tetapi juga terus menanamkan modal untuk pengembangan pendidikan kejuruan. Dalam pandangan mereka pendidikan atau pelatihan yang mereka sediakan adalah modal yang penting untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produk yang mereka hasilkan.

Kelima, Institutionalized research and career guidance.Kunci yang berikutnya adalah tersedianya instistusi Penelitian Pendidikan Kejuruan (Berufsbildung) dan Konsultasi Karir. Mereka berfungsi untuk terus melakukan penelitian yang berguna bagi pengembangan pendidikan kejuruan dan pasar kerja. Penelitian melibatkan Pemerintah, pelaku Ekonomi (dalam hal ini dunia usaha dan Industri) dan elemen sosial lainnya. Hasilnya mendorong pendidikan kejuruan tersebut untuk mengetahui apa yang sedang berkembang di dunia industri, dan bagaimana kebutuhan dunia industri atau dunia usaha terhadap kompetensi lulusan pendidikan kejuruan dapat secara dini diidentifikasi. Sehingga pendidikan kejuruan yang melibatkan sekolah dan industri juga dapat menerapkan strategi nyata dalam proses pembelajaran (Lernprozess). Hasilnya juga digunakan untuk mengembangkan konsep-konsep pembelajaran baru (Lernkonzepte).

Relatif tidak begitu jauh dengan Jerman, rupanya Taiwan banyak kesamaan dengan Jerman dalam mengembangkan pendidikan vokasi. Dalam kebijakan Negara Taiwan, Pendidikan vokasi diletakkan dalam rangka pembangunan ekonomi nasional Taiwan. Ini tidak mengherankan, oleh karena Taiwan juga mengadopsi paradigma pendidikan vokasi yang selama ini di jalankan di Jerman. Dalam laman kemenetrian pendidikan Taiwan disebutkan bawhwa pembangunan ekonomi Taiwan  memiliki sinergisitas dengan perkembangan TVE (Technology Vocational Educational).   Pemerintah Taiwan, memiliki rencana pembangunan ekonomi sekitar tahun 1950-an, dimulai dengan memajukan perubahan besar dalam teknologi produksi pertanian. Sementara juga aktif mengembangkan industri barang penting dan padat karya. Domain utama TVE pada waktu itu adalah program pertanian dan bisnis (agrobisnis) yang berhubungan di sekolah atas kejuruan, dengan fokus pada penyediaan ekonomi pemula dengan mencukupi amat dibutuhkan tenaga kerja  pemula.

Pada decade kedua tahun 1960 Taiwan pindah ke periode ekspansi bisnis ekspor-impor, menyaksikan pertumbuhan yang cepat dalam jumlah usaha kecil dan menengah yang, dalam industri dan bisnis sama, semua haus akan tenaga kerja terampil. Pada decade tahun 1970-an, industri tradisional Taiwan mulai transisi ke modal dan industri padat teknologi, dan permintaan untuk tenaga kerja, sementara terus menekankan pada kuantitas, juga mulai melihat ke dalam kualitas. Dalam rangka meningkatkan kualitas tingkat tinggi pendidikan teknologi dan kejuruan, Departemen Pendidikan mendirikan pertama kuliah teknologi (Taiwan Institute of Technology) yang merupakan cikal bakal dari sistem TVE sekarang komprehensif yang terdiri dari sekolah menengah kejuruan, perguruan tinggi junior (diploma), dan perguruan tinggi / universitas teknologi.

Pada awal tahun 1980-an, pemerintah Taiwan, secara bertahap meningkatkan rasio antara sekolah kejuruan senior dan sekolah tinggi umum, akhirnya mencapai tujuan 7 : 3. Jumlah besar lulusan dari sekolah kejuruan senior yang ini memasok kebutuhan tenaga kerja dari industri haus dan memungkinkan ekonomi Taiwan dengan cepat berkembang. Pada pertengahan 1980-an Taiwan menghadapi tekanan luar biasa dari internasionalisasi dan pasar terbuka, dan permintaan untuk tingkat yang lebih tinggi dari personil teknologi dan bisnis juga meningkat pesat. Pemerintah Taiwan mendorong perguruan tinggi berkualitas  untuk ditingkatkan ke perguruan tinggi teknologi, dan orang-orang perguruan tinggi kualitas teknologi upgrade ke universitas teknologi. Pada tahun 2010, rasio ini mencapai 5,5: 4,5, yang dicerminkan lebih dekat dengan kebutuhan pasar dan waktu, mencerminkan sistem pendidikan yang lebih efektif.

Akhirnya, setelah 2009, pemerintah Taiwan mulai mendorong Enam Berkembang Industries (kesehatan, bio-teknologi, pertanian canggih, rekreasi dan pariwisata, inovasi budaya, dan energi hijau), cloud computing, mobil listrik cerdas, bangunan hijau cerdas, dan penemuan dan paten, Kuliner Internasional,  Kesehatan Internasional, Pop Musik dan Content Digital, Industri konvensi, International Logistik, Inovasi dan Modal Ventura, Modernisasi Perkotaan , WIMAX,  dan Bisnis Elektronik.

Keistimewaan  Vokasi Taiwan

Sebagaimana direlease dalam  laman kemntrian pendidikan Taiwan, dibandingkan dengan negara-negara lain di seluruh dunia, pendidikan teknologi dan kejuruan Taiwan memiliki ciri khas sebagai berikut.

Pertama, Program dan Sistem sangat Komprehensif.TVE di Taiwan saat ini merupakan sistem yang komprehensif terdiri dari sekolah-sekolah mulai dari SLTP, SMA kejuruan, perguruan tinggi Junior (setara Diploma) , universitas / perguruan tinggi teknologi,  hingga sekolah master dan Ph.D dibidang teknologi. Akibatnya, jumlah siswa yang memilih untuk mendaftarkan diri dalam sistem TVE kira-kira 49,02% dari total keseluruhan jumlah siswa. Inilah kehebatan  pendidikan Vokasi Taiwan  banding dengan negera-negara dari seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun