“Syan, maafkan bapak, maafkan ibu...”. Kami terdiam, hening.
“Bu, boleh akubicara berdua dengan ibu, sebenarnya ini waktunya tidak tepat. Bapak juga sedang sakit.”
“Apa yang inginkau bicarakan Syan?”
“Masalah aku danbapak, Bu.”
“Baiklah Syan.Kita bicara di sini saja.”
“Bu, berat inikukatakan pada Ibu tapi Ibu harus tahu”. Ibu Susastio menatapku menungguku untuk melanjutkannya.
“Bu,sesungguhnya aku sangat senang berada di sini, kalau saja keadaannya tidak seperti ini. Sesungguhnya aku senang bisa menemani Bapak. Tapi bu...”
“ Tapi apa,Syan?”
“Kurasa ibu sudah tahu apa yang di lakukan Bapak padaku.”
“Ya, aku paham itu Syan. Jadi?”
“Bu, Syan inginpulang Syan juga masih punya Ibu di rumah yang butuh teman . Ibu Syan sendiridan tidak ada siapa-siapa di rumah.”