Setiap menulis kisah ini, aku menangis...karena harus  mengingat masa lalu yang mengungkit kembali rasa kehilangan yang teramat sangat dalam...
Hidup itu Seperti Roda... Hidup-mati diatas Roda.
Lagu :
Lalu-lalang Aku...naik motor merah...
Berbaris menyeberang, kau memandangku curiga dan bertanya padaku sedang apa kau disini ?
Mencari pacar...jawabku.
Sungguh aneh tapi nyata...takkan terlupa.
Bertemu dengan si dia didepan sekolah.
Tiada masa yang paling indah...masa bertemu didepan sekolah.
Tiada kisah yang paling indah... Kisah Kasih di Sekolah.
Cerita :
Lagu Kisah Kasih di Sekolah dari Chrisye seperti nya cocok untuk menggambarkan pertemuan pertama Paul Karel Setiono  biasa dipanggil Poly ( Veldhuyzen Family generasi ke 3 ) dengan Nur (bukan nama sebenarnya)
Saat itu Poly sedang putar-putar naik sepeda motor keliling Surabaya, mulai dari Jl. Majapahit 18 rumahnya kemudian lewat Jl. Raya Darmo kemudian Jl. Urip Sumoharjo terus ke Jl. Basuki Rahmat dan putar balik didepan Hotel Simpang masuk ke Jl. Pemuda, pas melewati SMA Negeri 6 bubaran pulang sekolah dan  murid-muridnya pada menyeberang dan Poly berhenti untuk beri jalan saat itu pandangan pertama Poly dan Nur bertampuk.
Poly langsung naksir Nur yang cantik hitam manis dan kala itu mereka saling bersenyuman tanda saling suka.
Poly juga ikut menepi ke seberang jalan dan minta kenalan dengan Nur.
Poly bertanya mau pulang kemana ? Jawab Nur ke Dinoyo...lho dekat rumahku di Jl. Majapahit 18 timpal Poly.
Kata Poly : Kalau gitu jurusan kita sama donk...
Jurusan apa ? tanya Nur.
Jurusan Cinta...jawab Poly menggoda.
Kata Poly : Ayo naik motor...
Motor apa ini ? tanya Nur heran lihat motor Poly yang full racing modifikasi.
Motor Cinta...jawab Poly menggoda lagi.
Lalu Nur naik ke boncengan motor, lalu bertanya ke Poly : Sedang apa kau disini ?
Mencari Pacar...jawab Poly
Yang mana pacarnya ? tanya Nur lagi.
Ini yang dibonceng dan diantar pulang...jawab Poly sambil tertawa kecil...hi...hi...hi.
Lalu Nur mencubit pinggang Poly...dan Poly teriak : Â Auwww....Asyik Cubitan Cinta...
Sudah mirip cerita film Dylan 1990...eh salah keliru, Dylan yang mirip Poly 1970, kan lebih dulu 20 tahun...
Lagi pula Dylan 1990 itu Panglima Perang Anak Gank Motor Bandung.
Sedangkan Poly 1970 itu Raja Jalanan Anak Motor " Arek Suroboyo " yang punya fans dan teman hampir seluruh Surabaya.
Padahal dulu belum ada media sosial Facebook, Instagram, Tik-tok dan lainnya.
Namun nyatanya hingga sekarang saat ini Poly menjadi  "Legenda Raja Jalanan Anak Motor Arek Suroboyo"
Sungguh aneh tapi nyata takkan terlupa...
Poly yang extrovert emosional, ceplas-ceplos suaranya selalu lantang keras dan rame orangnya juga penuh semangat, bisa jadian pacaran dengan Nur yang Kalem, Alus, lemah lembut dan suaranya pelan kalau bicara... Heran sunguh heran ya ? Sangat bertolak belakang karakter kepribadian nya.
Tapi yang namanya Jodoh itu di tangan Tuhan yang tentukan.
Poly dan Nur bertunangan meriah sekali. Dirayakan dirumah Poly di Jl. Majapahit 18, dan untuk pertama kalinya didaerah itu ada Pesta Disco.
Usiaku saat itu 5 tahunan dan aku ingat waktu itu lagu paling populer ngetop adalah : That's The Way...Aha...Aha...I like it. (Dari KC & The Sunshine Band).
Dengan gaya "Hustle" yang menggoyang bahu maju mundur bergantian kanan-kiri sambil badan agak condong membungkuk.
Dan diramaikan dengan lampu spot warna-warni, yang paling seru atraksi lampu Strobo atau Flash lite yang bila terkena sorot terlihat jadi seperti gerakan patah-patah.
Pokoknya meriah dan seru banget untuk dijaman tahun 1970 an.
Family Man yang Cinta Keluarga.
Poly dan Nur pun akhirnya menikah, kemudian dikaruniai 2 anak sepasang putra-putri yang diberi nama Anny dan Angky (bukan nama sebenarnya).
Ketika Anny lahir, malam itu Poly datang ke rumah yang  saat itu sedang listrik padam...rumah diterangi dengan lilin dan ketika itu aku sedang ulang tahun ke 7 dan diberikan hadiah Gudir atau Agar-agar atau Puding kesukaan ku.
Poly menyapa aku : Put...liliput (panggilan akrab Poly ke aku), adik Anny sudah lahir, tanggal nya bareng sama tanggal kamu lahir, kemudian dia tiup lilin dan nyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun juga tepuk tangan...hip...hip...hore...
Kemudian kita makan puding sama-sama dan sesekali aku disuapin, kemudian Poly bertanya : Â pudingnya enak siapa yang bikin ? Mami jawab aku.
Poly sangat baik pada adik-adiknya dan perhatian juga melindungi.
Seperti saat aku kecil diajari main layangan dan dibelikan layang-layang besar banget berbentuk ikan dengan ekor yang panjang sekali.
Saat sedang tinggi melayang diatas...eh ada layang-layang aduan yang kecil sedang menyambar, sehingga layang-layang ikan ku putus benangnya, langsung dikejar Poly dengan naik motor...
Balik rumah Poly berhasil dapat lagi layangan ikan itu dan katanya dikejar hingga ke Bioskop Bayu ujung jalan Panglima Sudirman yang jaraknya lumayan jauh ada 2 km dari rumah ku.
Poly benar-benar gigih untuk mengejar layangan itu, hingga dimarahi Mami Agnes : Poly, nanti kan bisa beli lagi layangan nya...kalau kamu celaka gimana hah ?
Maklum Poly adalah anak kesayangan Mami ku, jadi selalu dikawatirkan keselamatan nya.
Ketika aku kelas 3 SD juga dilatih Poly belajar naik sepeda, bahkan saat dibelikan sepeda oleh Papi diantar Poly ke Pasar Turi dan lebih gila lagi saat bawa pulang sepeda ke rumah itu dikayuh atau di naiki dan digenjot oleh Poly.
Sedangkan aku membonceng Papi yang kendarai motor Poly.
Jarak Pasar Turi ke rumah Jl. Majapahit 18 Raya Darmo cukup jauh...ada 10 km, tapi Poly hapy-hapy saja menggenjot sepedanya bahkan ngebut lagi, benar-benar penuh semangat.
Setelah mempunyai sepeda, aku sering ikut balapan sepeda BMX dan didepan rumah ku jadi tempat latih melompat atau jumping.
Rupanya hobby aku menurun dari Poly yaitu suka balapan.
Poly adalah anggota team pembalap resmi, salah satu sepeda motor merk terkenal buatan Jepang.
Dari kelas 4 SD, aku juga dilatih Poly belajar naik sepeda motor.
Karena aku sering membonceng motor duduk didepan dekat tangki motor dan aku tidak takut saat diajak ngebut...bahkan aku suka sekali malah nambah ngajak ngebut terus bila Poly datang pulang ke rumah.
Pertama-tama aku diajar mengemudikan stir, dan Poly bilang kalau bisa stir sepeda pasti gampang dan cepat bisa.
Kemudian diajar main kopling dan perselening gigi, Poly akan beri aba-aba pencet kopling dan masukan injak perselening lalu lepas pelan-pelan kopling dan seterusnya hingga aku jadi lancar mengendarai motor.
Tantangan Duel Maut Balapan Khas Anak Motor Arek Suroboyo.
Aku juga diberitahu Poly kalau akan menyalip jangan dari kiri, juga jangan ragu-ragu kalau mau belok, kalau ragu-ragu bisa celaka nanti. Dan aku pernah dimarahi Poly saat merespon menoleh balas menyapa, karena sapaan teman, katanya : Kalau disapa teman diamkan dulu, tapi sehabis itu putar balik dan datangi dia teman mu itu.
Betul tak lama kemudian ada teman Poly yang menyapa...dan kita langsung putar balik menghampiri nya.
Poly menyapa balas dan berkata : Â Yo, lagi ngelatih bakal penerusku buat balapan.
Temannya bertanya bagaimana tantangan trek-trekan Minggu depan...
Poly bilang : mau istirahat dulu...
Temannya tanya lagi : kenapa ? takut ?
Di jawab Poly : bukan takut, tapi syok musuhku si Heru (bukan nama sebenarnya) itu tewas ditempat karena jatuh.
Temannya bertanya lagi : Kamu dicari-cari Polisi ?
Jawab Poly : Gak, wong itu murni kecelakaan.
Terus temannya beri info : Eh... kabarnya lawan bengkel Kho Shiu (bukan nama sebenarnya) boss mu itu, pakai Joki Arip (bukan nama sebenarnya) kakaknya Heru yang tewas lawan kamu kemarin.
Katanya mau balas dendam akan habisi kamu Poly...
Hati-hati Poly, nanti kamu dipateni (dibunuh) sama Arip.
Jawab Poly : Gak wedi, gak takut... lawan siapa saja...aku gak wedi aku gak takut.
Poly itu nyalinya besar banget Segede gajah.
Sekalipun harus melawan "Ghost Rider" jagoan dikomik MARVEL yang Filmnya diperankan oleh Nicholas Cage, dia berani duel maut balapan motor.
Hari H Duel Maut Balapan dan Eksekusi Balas Dendam.
Akhirnya tawaran lawan dari "Bengkel Sebelah" dengan Joki Arip yang berniat balas dendam atas kematian adiknya Heru, diterima oleh Bengkel Kho Shiu di Kedungdoro dengan Joki Poly.
Bengkel Kho Shiu dengan Joki Poly sudah terkenal jagoan dan selalu jadi pemenang terus disetiap tanding adu balap motor antar bengkel di Surabaya.
Seperti biasa dini hari jam 1 an sebelum tanding, rombongan Poly pergi ke Pantai Kenjeran untuk lakukan ritual melepas burung merpati sebagai tanda agar tidak terjadi malapetaka dan memperoleh keselamatan dan keberuntungan.
Kemudian rombongan pergi menuju ke arah Bandara Airport Juanda.
Sesampainya di perempatan Jalan Airport Juanda dengan Jalan yang menuju Rungkut, sekitar jam 4 subuh pagi masih gelap.
Rombongan Poly berhenti dan disana rombongan Arip sudah ada menunggu.
Motor Balap Tanpa Lampu dan Tanpa Rem.
Kedua Joki dan Mekanik menuju garis Start lakukan persiapan.
Kedua Joki sudah siap dibelakang garis start dan kedua Mekanik secara bersamaan mencopot bolam lampu sehingga lomba balap tersebut tanpa lampu meski kondisi saat itu subuh dan masih gelap.
Kemudian yang paling gila-gilaan yaitu kedua Mekanik secara bersamaan mencopot atau melepas kabel Rem depan dan Rem belakang, sehingga adu balap motor itu tanpa Rem.
Sehingga balapan itu tanpa Lampu dan tanpa Rem, itulah yang disebut Duel Maut Balapan Anak Motor Khas Arek Suroboyo.
Kemudian kedua Mekanik memberi Jempol, tanda beres sudah oke dan siap tanding duel maut.
Kedua Joki berdiri disamping kiri motor masing-masing sambil pegang stir, ditangan kiri posisi mencengkeram handle kopling dan tangan kanan menggegam erat handle gas dan juga posisi perselening gigi masuk 1, untuk siap-siap lari mendorong motor kemudian lepas kopling, agar mesin menyala hidup.
Dulu balapan motor untuk starter hidupkan mesin tidak di kick starter atau pencet tombol electric starter tapi harus didorong motor nya dahulu kemudian memasukan gigi perselening.
Tendangan Arip Terbangkan Poly sejauh 20 meter...
Seorang gadis berjalan maju didepan garis start dan berhenti ditengah jalan sambil membawa seekor burung merpati.
Kemudian burung merpati diangkat tinggi-tinggi keatas hingga lengannya lurus keatas dan burung merpati dilepas...plak...plak...plak, bunyi kepakan sayapnya.
Tanda Start Duel Maut dimulai dan kedua Joki langsung berlari sambil mendorong motor kemudian melompat ke jok motor dan duduk terus melepas kopling dan putar gas pol...
Duaaaarrrrr....bunyi suara motor balap melengking yang memecahkan keheningan subuh pagi-pagi buta yang gelap.
Kedua Joki langsung melesat cepat dengan posisi membungkuk rebah dan dada menempel tangki motor.
Jarak tempuh jalur balapan sekitar 3 km atau harus melewati kurang lebih 150 tiang lampu.
Kedua Joki saling susul menyusul dan salip menyalip, terlihat imbang sama-sama jago ngebut.
Adu srobot menyerobot disetiap tikungan dan ketika 500 meter sebelum finish yaitu di tiang lampu yang terakhir...Joki Arip mulai berbuat curang dengan menendang motor Poly tapi dapat dihindari Poly...dan tendangan kedua juga dapat dihindari Poly lagi...hingga di tendangan ketiga mengenai paha Poly yang membuat motor oleng menepi kekiri, namun karena terlalu cepatnya laju motor, sehingga tabrakan tak dapat terhindarkan lagi....
Tepat ditiang lampu ketiga sebelum tiang lampu akhir tanda finish terdengar Dentuman bunyi yang keras....Braaaakkkk.
Motor Poly menabrak tiang lampu dan motor langsung terpelanting...
Tangki motor terbang tinggi hingga melampaui tinggi tiang lampu yang tingginya 10 meter...
Dan tubuh Poly terbang melayang hingga menghantam  tiang lampu kedua sebelum finish yang berjarak sejauh 20 meter... kemudian tubuh Poly melorot jatuh ketanah...
5 Juli 1977 Hari Berkabung Anak Motor Arek-arek Suroboyo.
Poly lahir 1 Januari 1951 dan wafat 5 Juli 1977 di usia yang masih sangat muda 26 tahun.
Ratusan pelayat, juga konvoi motor mengantar iring-iringan Jenazah saat pemakaman di TPU Ngagel.
Persis dibelakang batu nisan makam Poly berdiri tegak tiang lampu jalanan berwarna hitam setinggi 10 meter.
Seakan menjadi batu nisan raksasa dan oleh beberapa  temannya ditulis dengan huruf besar warna putih yang dari atas  menurun ke bawah berbunyi :
"Poly Raja Jalanan"
Tiang Tinggi dan Tulisan dengan ukuran besar tersebut seperti batu Nisan makam Raja-raja.
Ya memang disitu telah berbaring istirahat dengan damai seorang Raja :
"Raja Jalanan Anak Motor Arek-arek Suroboyo"
Tulisan tersebut diatas terinspirasi dari sebuah kisah nyata.
Penulis :
Robert Setiadji - Roy
Adik kandung :
Paul Karel Setiono - Poly
Legenda Raja Jalanan Anak Motor
Arek-arek Suroboyo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H