"Siapa, kamu? Mengapa menyerangku?" tegur keras Wijaya sambil bergerak mundur melakukan tangkisan dari serangan lawan yang semakin kuat.
"Huuuhhhh!"
Lawannya hanya mendengus tanpa menjawab. Tapi kembangan jurus selanjutnya semakin kuat dan mematikan menyerangnya.
"Hiiaaattt... Hiaatt...!"
"Aaaah... Dukkk... Dukkk... Dukkk... Dukkk!"
Wijaya sangat terkejut, ternyata lawan menggunakan jurus yang sama dengan jurusnya tapi lebih kuat dan berbahaya. Kedua lengannya sampai terasa panas dan nyeri ketika dia harus menangkis pukulan dan tendangan berantai dari Jurus Sayap Rajawali miliknya sendiri.
Rasa terkejutnya itu, membuat Wijaya berkurang kewaspadaannya, akibatnya...
"Buuagghh... Buaaghhh!"
Dua pukulan keras susulan merupakan kembangan dari Jurus Tinju Elang yang lebih keras dan kejam menghantam perut dan dadanya.
Dengan mata terbuka penasaran dan mulut melengkung menahan sakit, tubuh tidak berdaya Wijaya, melayang terbang ke belakang menghantam pohon Asem besar di pinggir hutan itu.
"BRUUKK... Kamu... Kamu?"
Tubuh tidak berdayanya terbanting karena dua pukulan itu menghancurkan isi perut dan dadanya. Dengan suara terputus-putus tidak percaya, Wijaya bertanya penasaran, tapi nyawanya lebih cepat terbang sebelum semua rasa penasarannya mendapatkan jawaban.