Cahaya putih cemerlang keluar dari kedua tangan Galih Sukma yang melepas ajian Tangan Geledek. Membuat sosok asap berbentuk ular itu pecah berantakan dan berdesis.
Sebentar asap hitam itu berserakan kemudian dengan cepat berkumpul kembali, berbalik dan melesat menghilang menerobos genteng di atas kamar.
"BRAAAKKK... Hoooekk!"
Bersamaan dengan lenyapnya asap itu, Parjo sadar terlonjak bangun dan memuntahkan darah hitam dari mulutnya ke atas tanah.
"Syukurlah, Puji Tuhan. Terima kasih," seru Galih Sukma lega.
Dengan cepat, bekas luka hilang. Wajah dan tubuhnya yang biru kehitaman berangsur hilang, kembali normal.
"Terima kasih, Tuhan," teriak Bik Surti menubruk dan memeluk anaknya dan dengan cepat membersihkan bekas racun hitam dari mulut dengan penuh kasih sayang.
Terjadi peristiwa yang mengharukan sekaligus menggembirakan.
Ki Masto dan semua penghuni kampung menjadi lega.
Di luar rumah, langit di angkasa kembali membiru cerah dan kehangatan sinar matahari siang, muncul kembali.
*