Para penjilat Raja Kerta Benua!
Maka, senja lembayung yang berarak rebah ke balik cakrawala, pupus karena tabir pembatas itu koyak-moyak oleh mantra Syair Berdarah.
*
Betapa terkejutnya Senopati Banyu Biru ketika mendapatkan serangan beruntun dari makhluk aneh yang mengerikan itu. Satu serangan pertama bisa dihindarkannya dengan susah payah. Meski kesadarannya terpaksa terguncang.
Tapi, belum juga berhasil menarik nafas lega, makhluk itu berubah wujud menjadi lebih mengerikan.
Kepalanya yang membesar dengan mulut besar terbuka lebar juga, menampilkan pemandangan yang sangat mengerikan.
Rongga mulut seperti menyala merah darah bergolak persis api neraka saja. Belum lagi deretan gigi taring besar panjang siap merobek tubuhnya yang tanpa disadarinya, menggigil ketakutan.
"Ah, tamat sudah riwayatku," berdesir batin Senopati Banyu Biru menyadari posisinya yang sangat berbahaya.
Kepala dengan mulut yang terbuka lebar siap melahap dan mengunyah tubuh tidak berdayanya.
Senopati Banyu Biru sudah hampir pasrah menerima kematiannya yang datang begitu cepat. Dia hanya merasakan gulungan angin panas yang menerpa wajah dan tubuhnya.
Tinggal sesaat lagi, sekejap saja muncul sisa kesadaran bening dihatinya. Senopati Banyu Biru adalah Senopati andalan dari Panglima Nakayana, pasti bukan orang sembarangan.