Tubuhnya yang telah hilang kendali, meluncur cepat ke arah pohon Mahoni raksasa tempat Syair Berdarah tertancap dan masih melambai tanpa dosa.
"PRAAAAKKK!"
Tanpa jerit kematian, nyawa Senopati Banyu Biru terbang ke akhirat menyusul istri dan anaknya yang tewas karena siasat keji si Iblis Mata Satu. Kepalanya rekah beradu dengan batang Mahoni yang keras.
"BUKKK!"
Tubuh tanpa nyawanya jatuh bergedebuk ke atas tanah berumput gemuk. Darah merahnya membasahi tanah dan menandai awal terjadinya TEROR SYAIR BERDARAH!
*
Di tempatnya bersembunyi si Iblis Mata Satu berteriak puas dan melepas ancaman yang membuat Negeri Benua Lokananta membara.
"TUNGGULAH KEHANCURANMU KERTABENUA DAN MAHENDRA!"
"HA... HA... HA... HA... HA... HA!
Siapakah sosok hitam yang dengan keji membunuhÂ
Senopati Banyu Biru dengan cara licik?