Sepanjang jalan menuju ruang pendaftaran untuk ikut audisi sayembara, terpampang wajah kiyut sang Pangeran Jagat Asmoro Bangun yang bikin meriang karena rindu.
Wajahnya yang tampan jantan dengan mata tajam seperti mata elang. Rambutnya yang hitam pendek berjambul bikin gemes saja.
Belum senyum dan lirikan matanya yang bikin gemes gadis-gadis peserta yang datang dari seluruh permukaan Negeri Koplak.
Bahkan dari Negeri Seribu Mimpi, Negeri Koplak, Negeri Sedeng, dan Negeri Asbun mewakilkan gadis-gadis tercantiknya sebagai kandidat puteri Negeri Koplak.
Baginda Ratu Daya, sering turun sendiri, menginspeksi semua kegiatan, bahkan ia dengan diam-diam membuat list, siapa-siapa yang layak mendapatkan putera semata wayangnya --- yang caem ciamiknya ---- mirip almarhum Raja Budi, suaminya. ( cocok, raja dan ratu kalo disambung menjadi BUDI DAYA )
Ratu Daya berarti ratunya koplak, kalo nggak inget kalau Pangeran Jagat adalah anak sendiri, rasanya ia juga ingin terjun di sayembara dan mengebetnya sendiri...
Tapi tidak mungkin ya... Itu hanya tingkah dan pikiran Ratu Daya yang HALU saja...
Peserta tercatat hampir 888 gadis-gadis cantik dari berbagai tipe, warna kulit, luas bangun dan luas tanah ( ish... itu cluster kale )
Dengan semangat mengikuti semua acara dan kegiatan. Diberikan fasilitas serba  gratis. Paviliun yang indah ber AC, ada kolam renang airnya yang bening kehijauan, makan minum gratis, wifi full, tv kabel dan yang paling jossss... adalah para petugas berupa pemuda-pemuda ganteng dan tampan seluruh Negeri Koplak diterjunkan.
Masih kalah sih sama Pangeran Jagat. Namun kalo dari angka penilaian, seumpama pangeran dapat nilai 10 utuh, para petugas dapat ponten rata-rata 8 lah. Kebayangkan!
Makanya para gadis peserta, dengan sigap berusaha mengebet petugas ganteng-ganteng itu. Kali, lagi apes. Nggak dapet Pangeran, bolehlah nenteng pulang petugas ganteng itu ( sendal kali, ditenteng!)
*
Audisi sayembara dilakukan dengan cara menyasar, kecantikan, bakat, kepribadian, kecerdasan, ketrampilan dan audisi tambahan yang tidak terduga.
Dari 888 peserta cepat menyusut menjadi 777, 666, 555, 444, 333, 222, 111, 99, 88 karena seleksi yang cepat, akurat, dengan juri-juri praktisi dan profesional di bidangnya.
Tidak ada tangis drama, dan perpisahan yang mengharukan.