Part.1. Banara dan Selir Terkasih
Prolog
Geger Hrastu Bhumi sudah berakhir. Panglima Banara begitu terkejut saat peristiwa itu. Ia tidak menyangka bahwa Guru Negara atau gurunya pribadi yang menjadi biang kerok tindakan makar terhadap Raja Bengala, kakaknya.
Untung saja, geger itu bisa segera diatasi. Sepak terjang pendekar-pendekar muda yang sangat luar biasa. Cekatan dan penuh kewaspadaan.
Jebakan Hrastu Bhumi dan kambratnya, selicik dan selicin apapun berhasil di tumpas semua.
Hanya satu yang disayangkan. Hrastu Bhumi sebagai otak di balik makar itu berhasil lolos dari penangkapan, walaupun sudah terluka dalam sangat parah.
Sepeninggalan Hrastu Bhumi, kedudukan Guru Negara kini kosong.
Banara sudah membuka kesempatan untuk para tokoh dunia persilatan yang mumpuni dan sakti untuk menjadi Guru Negara, namun sampai sekarang masih juga belum terisi posisi tersebut.
Kalau mengingat-ingat tentang sepak terjang Hrastu Bhumi, entah mengapa di dalam sudut hati Banara yang paling dalam merasakan ada dorongan yang aneh?
Ada sesuatu yang menghangat dan menggelegak dari dalam jiwanya.
Begitu menantang dan penuh nikmat.
Ah,..Banara, cepat-cepat mengusir rasa aneh yang timbul itu.
Apalagi ketika dilihatnya selir barunya yang cantik datang menghampiri dirinya, yang sedang asyik bersantai dan sedikit melamun.
Alamanda adalah selir terbaru yang belum lama menghuni istana Kamayudha milik Panglima Banara.
Alamanda adalah anak seorang hartawan di Barat Laut Negeri Asoka, Sugiharta yang mempunyai puluhan kapal nelayan dan kapal pengiriman barang.
Anak tunggal Sugiharta yang selalu di manjakan dan mempunyai ambisi tentang harta dan jabatan seperti ayahnya.
Alamanda biasa hidup enak dan menjadi tuan puteri di tempat tinggalnya.
Dalam perjalanan untuk mengawasi keamanan di Negeri Asoka, kebetulan Banara lewat di daerah Hartawan Sugiharta dan di jamu oleh hartawan itu.
Di situlah Banara bertemu Alamanda anak tunggal yang cantik kesayangan Sugiharta.
" Pucuk di cinta ulam tiba "
Sugiharta bisa menumpang kemuliaan lewat anaknya jika berhasil " memikat " Panglima Perang yang berpengaruh ini.
Ternyata kelebihan harta dan kekayaan masih belum cukup untuk Sugiharta.
Dan semua keinginan Sugiharta terpenuhi.
Kini Alamanda yang cantik sudah berada di istana megah Kamayudha milik Banara sebagai selir baru!
" Kakanda Banara, ini teh hijau yang hangat dan potongan gandum yang lezat untuk sarapan," Alamanda melenggok memikat ke arah Banara dan meletakkan sarapan di meja di samping tempat Banara duduk.
Aroma wangi tubuh dan rambut basah Alamanda membangkitkan hasrat Banara. Ia juga merasa heran, kenapa begitu bersemangat dan bergairah kehidupan dirinya belakangan ini.
Ya, semenjak Alamanda ada di istananya, Ia merasa lebih bergairah dan perkasa.
Sambil menyesap teh hijaunya yang hangat, ia melihat kearah Alamanda yang sedang memandangnya dengan ekspresi memikat dan menggoda.
Baru beberapa sesap teh. dan potongan gandum yang ia nikmati, hasratnya ia rasakan menghangat dan bangkit.
Ah..menuntut pelepasaan. Dengan cepat Banara bangkit dari kursinya dan menghampiri Alamanda yang sudah paham akan maksud Banara.
Karena ialah yang dengan sengaja menggoda dan memikat Banara dengan sikap, gerakan, senyum yang menggoda dan mengundang.
Banara segera meraih Alamanda diangkat pinggangnya yang ramping dan di pondongnya.
Banara tidak tahan. Sambil memondong, di ciuminya Alamanda yang tertawa cekikikan manja.
Mereka kembali kekamarnya, untuk menikmati permainan asmara yang tak pernah padam.
Alamanda adalah selir terkasih Banara.
Si cantik yang menawan dan menyimpan bara yang membakar di tubuh dan hatinya.
***
Semenjak kehadiran Alamanda, kehidupan Banara memgalami perubahan yang sangat besar.
Kehidupan lebih bergairah.
Semangatnya lebih menggebu dan meletup-letup.
Tidak hanya gairah asmaranya.
Denyaran yang pernah muncul ketika melamun atau mengingat makar Hrastu Bhumi yang gagal, ia rasakan semakin kuat. Terus mendorong dan mendesak. Denyaran yang halus, perlahan membentuk dan lahir sebagai keinginan.
Hah..gila! Pikirnya terkejut sendiri.
Ia punya keinginan makar?
Ia ingin merebut kekuasaan Raja Bengala kakaknya. Atau kekuasaan Baruna keponakanya, nantinya.
Karena, ia sudah tahu, bahwa sebentar lagi Bengala akan menyerahkan kekuasaanya atau tapuk pemerintahaanya kepada putera Mahkotanya Baruna.
Dan Banara akan di angkat sebagai Perdana Menteri sebagai pendamping keponakannya memerintah kerajaan Asoka.
Perasaan yang aneh terus bergelora, tapi berkat kecerdikannya, ia berhasil menindas perasaan itu, di simpan dibawah tersembunyi di tutupi dengan sikapnya yang tangkas, cepat, dan berpikir taktis, selalu menempatkan kepentingan dan kesejahteraan negeri Asoka di atas segalanya.
Semua orang tahu, semua rakyat paham, Banara adalah Panglima Perang Asoka yang luar biasa.
Selalu memenangkan pertempuraan, jika ada serangan dari luar yang ingin merongrong kewibawan Raja Asoka.
Ataupun, jika ada pemberontakan yang mengganggu kedamaian dan ketentraman Negeri Asoka.
Yang ada dan tampak di luar sangatlah berkilau dan cemerlang.
Yang ada didalam begitu gelap, bercabang dan menakutkan.
Semua tinggal menunggu waktu.
Waktu yang sangat tepat.
***
Banara, akhirnya menemukan dan memilih tokoh sakti yang baru pulang dari perantauan Ki Jumala sebagai Guru Negara.
Jumala tidak hanya mempunyai kesaktian dalam ilmu silat, ia juga sangat menguasai ilmu surat dan sastra.
Keahlian yang sempurna.
Ki Jumala yang mempunyai gelar Pena Sakti, adalah semula seorang sastrawan, setelah di perantauan ia bertemu dengan tokoh sakti, ia tertarik mempelajari ilmu silat.
Ia mempunyai dasar ingatan yang tajam, semua ilmu yang di pelajari begitu cepat ia serap dan kuasai.
Ia malang melintang sebagai pendekar yang menolong kaum lemah dan melawan kejahatan di perantauan dan petualangannya.Â
Pena Sakti adalah gelar yang mengangkat namanya.
Banara meminta tolong kepada Ludiro untuk melakukan pengujian terakhir dalam kemampuan sastra dan ilmu silatnya.
Dan semua ujian itu mampu di laluinya dengan baik.
Jumala si Pena Sakti, adalah pendekar satrawan tulen.
Bahkan kesaktiannya ada beberapa tingkat diatas Ludiro.
***
Maka, untuk selanjutnya Ki Jumala si Pena Sakti menjadi Guru Negara negeri Asoka.
Yang bertugas untuk memberikan bekal sastra, ilmu pemerintahan, ilmu silat bagi pangeran muda atau putra putri pejabat penghuni kota raja Asoka.
Salah satunya adalah pangeran mahkota Asoka, Baruna sebagai muridnya.
***
Banara yang mempunyai pandang jeli dan cermat. Berhasil menangkap perubahan dari Ki Jumala, yang semula sebagai pendekar tanpa pamrih.
Setelah memperoleh kemuliaan, pangkat, jabatan dan kekayaan.
Sifat dasarnya yang rakus mulai kelihatan. Kesenangan akan dunia mulai kentara.
Diam-diam Banara mengujinya.Â
Dan setiap tugas, berhasil di selesaikan dengan baik. Banara selalu memberikan hadiah-hadiah.
Emas permata, harta benda, tanah, dan aneka hadiah lainnya.
Semua itu diterima oleh Ki Jumala dengan mata berbinar, dan lidah berdecak senang.
Banara puas sekali hatinya. Ia sudah mampu menguasai hati Ki Jumala.
Ia sudah menggenggam hasrat dan keinginan Ki Jumala, dan apa-apa kelemahannya.
Cocok sekali di jadikan sebagai sekutunya nanti.!
***
Selanjutnya, Banara memilih para pejabat atau para menteri di kotaraja maupun di daerah yang mempunyai atau mencocokinya hatinya.
Ia pilah-pilah dengan sangat halus. Ia memulai memetakan kekuatannya, merekrut kaki tangan atau pembantunya.
Perlahan, halus, dan tersembunyi.
Mendekati, menilai dan memilih.
Saking cerdiknya, orang yang dipilihnya tidak menyadari, niat terselubung di hatinya.
Ibarat laba-laba yang cerdik, menangkap semua mangsanya di sarang laba-labanya.
Jaring yang halus, yang menjerat dan tidak akan mudah lepas.
Bersambung..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H