Mohon tunggu...
Rizky Kurnia Rahman
Rizky Kurnia Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Seorang blogger dan penulis jempolan, maksudnya suka sekali menulis pakai jempol. Blog pribadi, https://rizkykurniarahman.com

Lahir di Jogja, sekarang tinggal di Sulawesi Tenggara. Merantau, euy!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Warbiyasa, Masjid Ini Selain Ramah Musafir, Juga Ramah Pencuri!

7 Mei 2023   11:54 Diperbarui: 7 Mei 2023   12:09 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana yang kita tahu, masjid adalah rumah Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ini bukan berarti Allah tinggal di dalamnya. Penyebutan sebagai rumah Allah karena Allah memang memuliakan masjid sebagai tempat ibadah di muka bumi ini. Allah juga memuliakan orang-orang yang sering memakmurkannya. Orang yang bolak-balik ke masjid termasuk 7 golongan yang akan dinaungi Allah di Padang Mahsyar nanti. 

Meskipun disebut sebagai rumah Allah, tetapi kenyataannya, masih banyak masjid yang justru tidak ramah bagi kaum muslimin sendiri. Contohnya, masjid yang diberi tulisan "Dilarang Tidur di Atas Karpet!". Ini bagi musafir, jelas akan sangat menyulitkan. Mereka dari perjalanan jauh, singgah di sebuah masjid untuk salat dan beristirahat, tetapi malah dilarang berbaring. Ketika berbaring sedikit saja, sudah ditegur oleh pengurus masjid. Itupun dengan muka yang cukup mengerikan dan suara yang tidak kalah mengerikan pula. 

Padahal, masjid adalah tempat beristirahat yang sangat murah. Tidak seperti di penginapan, apalagi di hotel, yang harus mengeluarkan kocek lebih dalam untuk ditempatinya dalam semalam. Malah, tidak sampai semalam, mau tidur 5 menit, tetap harus bayar di depan, Bos! Saya belum pernah mendengar cerita ada hotel yang silakan ditiduri dulu, bayarnya belakangan, kecuali tamu hotel adalah teman si pemilik hotel!

Perkenalkan, Masjid Al-Muhajirin

Saya merasa sangat senang membeli buku yang berjudul "Strategi Memakmurkan Masjid" yang ditulis oleh Kusnadi Ikhwani, Ketua Takmir Masjid Raya Al-Falah, Sragen. Masya Allah, masjid tersebut menjadi masjid percontohan nasional. Buku ini memang sangat luar biasa, membahas tentang masjid plus cara manajemennya. Pokoknya, diulas sedetail mungkin, mulai dari pengelolanya, tempatnya, bahkan cara mendapatkan dana segar untuk keberlangsungan masjid. Pokoknya, saya sama sekali tidak menyesal membeli buku tersebut. 

Pada halaman 180-183, ada sebuah kenyataan yang menarik. Ini tentang Masjid Al-Muhajirin, Ambawang. Ini beda lho dengan Hambalang, meskipun diakhirnya tetap huruf g. 

Masjid ini, menurut buku tersebut, akan kita temukan ketika melintasi jalan Trans Kalimantan Ambawang dan hendak menuju ke arah Tayan. Ada sebuah masjid yang bernama Al-Muhajirin. 

Dari namanya saja, terlihat bahwa masjid ini memang fokus juga untuk melayani para musafir. Saking ramahnya, masjid ini pernah kemasukan pencuri sebanyak 27 kali! Waduh, Masya Allah, kita perlu geleng-geleng kepala plus menepuk jidat, nih!

Masjid Al-Muhajirin didirikan pada tahun 2005, salah satu perintisnya adalah Pak Ridho. Beliau belum lama menjadi muallaf sebelum masjid didirikan. Beliau memeluk Islam pada tahun 2000-an. 

Ternyata, Masjid Al-Muhajirin tidaklah besar, ukurannya 10 meter kali 10 meter saja. Dari luar sih tampak sederhana dan biasa-biasa saja. Jadi, tidak terlihat megah, apalagi dengan arsitektur yang rumit. 

Hal yang menarik adalah masjid ini dibuka selama 24 jam. Hayo, masjid ini bisa menyamai minimarket yang buka 24 jam, lho! Masa minimarket yang melayani tamu dengan urusan duniawi bisa mengalahkan masjid lain yang melayani tamu dengan urusan akhirat? 

Ukurannya yang sedang-sedang saja itu justru mempunyai halaman parkir yang sangat luas. Pak Ridho dan para pengurus lain memang sengaja membuka masjid ini untuk para musafir. Silakan manfaatkan masjid untuk salat, istirahat, mandi, bersih-bersih, mencuci, malah kalau mau menginap juga dipersilakan. Bebas kok!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun