Mohon tunggu...
Rizky Kurnia Rahman
Rizky Kurnia Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Seorang blogger dan penulis jempolan, maksudnya suka sekali menulis pakai jempol. Blog pribadi, https://rizkykurniarahman.com

Lahir di Jogja, sekarang tinggal di Sulawesi Tenggara. Merantau, euy!

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

3 Makna Filosofis Mainan Lato-lato dalam Kehidupan Pasangan Suami Istri

16 Januari 2023   21:07 Diperbarui: 16 Januari 2023   21:10 2220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://akcdn.detik.net.id/

"Tek, tek, tek!"

Bunyi hujan di atas genting. Eh, kalau itu harusnya tik, tik, tik. Kalau bunyi tek berulang-ulang itu mengacu ke mainan yang masih viral sampai sekarang. Kamu pasti tahu namanya. Yak, betul sekali, itulah lato-lato. 

Anak berbagai daerah telah memainkan lato-lato ini. Termasuk anak sulung saya yang masih kelas 4 SD. Pandai sekali dia memainkannya, sementara saya merasa kesulitan. Wajarlah, mainan orang dewasa 'kan sejatinya berbeda dengan mainan anak-anak, ya 'kan?

Ternyata, di balik menariknya mainan ini, yang konon bisa menjauhkan anak sementara waktu dari gawai, ada kejadian yang miris dan potensi bahaya bagi anak-anak. Saya mengambil dari situs berita Detik. Seorang bocah di Sukabumi sobek bibirnya. Kejadiannya sekitar pukul 15.30 WIB, Senin (9/1/2023). Padahal kalau ingat sobek bibir ini, jadi melayang kembali ke acara Bukan Empat Mata. "Tak sobek-sobek mulutmu!"

Masih di situs berita yang sama, bocah di Kalimantan Barat mengalami luka parah di bagian matanya. Lato-latonya pecah, serpihannya mengenai mata. Setelah terkena, matanya jadi merah, plus penglihatannya jadi tampak kabur. 

Dari dua kejadian itu, memang menjadi kewaspadaan orang tua untuk selalu mengawasi anak-anaknya bermain lato-lato. Bahannya plastik, meskipun memang tidak mudah pecah. Namun, ketika dimainkan terus, bisa berpotensi pecah juga 'kan? Makanya, mesti mencari bahan yang lebih kuat, misalnya pakai bola boling mungkin. Walah. 

Ada Filosofinya

Sumber: https://www.bercahayanews.com/wp-content/uploads/2023/01/razia-lato-lato-2048x1156.jpg
Sumber: https://www.bercahayanews.com/wp-content/uploads/2023/01/razia-lato-lato-2048x1156.jpg

Kata "filosofi" ada hubungannya dengan ilmu filsafat. Ilmu ini menjadi salah satu pilihan jurusan saya saat mau masuk perguruan tinggi. Saya tertarik untuk mengambil ilmu filsafat karena melihat guru Tata Negara di SMA, beliau lulusan Fakultas Filsafat UGM. Dari pembawaannya tampak aneh, menggelikan, sekaligus kadang menyebalkan. Namun, di balik itu, saya melihat beliau punya ilmu yang cukup tinggi. Alhamdulillah, saya tidak masuk ke sana. Soalnya, jangan sampai saya tidak kuat, terus ya jadi begitulah. Dan, guru saya tersebut malah memplesetkan ilmunya sendiri menjadi pil syahwat. Waduh!

Nah, dikaitkan dengan lato-lato, ternyata terkandung makna filosofis dari mainan tersebut. Disangkutpautkan dengan kehidupan pasangan suami istri. Lho, kok pasangan suami istri? Ya, sebab pasangan tersebut adalah awal dari terbentuknya sebuah keluarga baru, yang nantinya bisa beranak-pinak sampai jauh sekali. Kedewasaan suami istri teruji ketika mengelola pasangan, mengasuh anak, hubungan dengan orang tua dan mertua, dan tentunya, bagaimana mencukupi secara ekonomi pula. 

Makanya, saya menemukan makna filosofis tersebut dari mainan lato-lato. Apa saja itu? Setidaknya ada tiga hal. Pertama, bentuk lato-lato itu sendiri adalah bulat. Apakah kamu pernah melihat ada anak main lato-lato yang bentuknya kotak atau segitiga? Tidak mungkin bukan? Mungkin kalau ada anak yang punya pandangan bahwa bumi ini datar, akan memilih lato-lato yang datar juga, tidak mau yang bulat.  

Bulatnya lato-lato tersebut sama dengan kehidupan pasangan suami istri tangga yang bermakna kebulatan tekad. Orang yang sudah membulatkan tekad untuk menikah, ya, menikah saja. Bismillah, niat untuk beribadah kepada Allah, mendapatkan keturunan, dan menjaga diri dari kejahatan atau penyalahgunaan kemaluan. 

Selain itu, bulat bermakna polos dan tidak ada yang ditutupi. Pasangan suami istri memang bagaikan satu jiwa, satu tubuh. Mereka juga diibaratkan seperti pakaian. Masalah istri adalah masalah suami, begitu pula sebaliknya. Bulat juga bermakna kebiasaan dari suami istri itu sendiri. Biasanya setelah Isya, setelah Subuh, dan di tengah hari. Tahu sendiri 'kan apa itu? Bulat juga lho itu, apalagi depannya ada kata berawalan t dan akhirannya g!

Kedua, atau makna filosofis yang kedua adalah lato-lato itu dibenturkan. Kalau tidak dipertemukan dengan cara begitu, maka tidak akan keluar suara khasnya. Pasangan suami istri selalu dibenturkan. Mereka memang dianugerahi sifat yang berbeda. Misalnya, istrinya cerewet, suaminya pendiam. Suaminya suka bersih-bersih, istrinya kok cuek dengan kebersihan dan kerapian. Pokoknya, dua sifat yang berbeda itu memang selalu ada, coba buktikan sendiri dengan kamu dan pasanganmu. 

Sumber: https://www.pexels.com/id-id/foto/i-love-you-signage-2072185/
Sumber: https://www.pexels.com/id-id/foto/i-love-you-signage-2072185/

Dibenturkan semacam itu, bukan untuk menjadi ajang perang, melainkan justru agar saling melengkapi. Seperti lato-lato, yang kiri melengkapi yang kanan, hingga tercipta harmoni yang indah dan mengganggu orang tidur itu, hehe. Pasangan suami istri memang dipasang-pasangkan. Nah, kedewasaan dari keduanya yang akan menentukan pasangan itu mampu bertahan lama atau tidak. Apakah baterai mereka cukup energinya atau cepat melempem. 

Ketiga, lato-lato ini dihubungkan dengan tali. Untuk talinya sendiri sih yang kecil saja dan pendek. Belum pernah saya melihat ada anak main lato-lato pakai tali tarik tambang. 

Masih kaitannya dengan pasangan suami istri, pasti mereka juga terikat dengan sebuah tali, tentu saja namanya adalah tali pernikahan. Tali yang satu ini menjadi tanda legal dan halal, sesuai hukum negara dan agama. Jadi, kalau sudah diikat dengan tali itu, tidak ada kekhawatiran saat sedang berduaan, bahkan lebih jauh dari itupun aman. Bebas. 

Tali pernikahan juga menjadi simbol kuatnya hubungan, meskipun sedang berjauhan. Makanya, ada ungkapan, "Sehari tidak ketemu kamu, rasanya kok seperti 24 jam ya!" Padahal baru saja berpisah, tetapi rasanya kok sudah sangat rindu. Jika sedang kondisi begitu, solusinya tentu saja lewat komunikasi. Sekarang medianya sudah sangat mudah. Tinggal telepon atau video call. Namun, untuk komunikasi langsung semacam pakai pintu ajaib Doraemon, sampai sekarang memang belum pernah diproduksi. 

Jangan Mau Kalah

Sumber: https://pixabay.com/id/illustrations/pasangan-romantis-nikmati-malam-4966872/
Sumber: https://pixabay.com/id/illustrations/pasangan-romantis-nikmati-malam-4966872/

Begitu asyiknya anak kecil memainkan lato-lato, hampir tiap saat mereka mainkan, mengisi waktu dengan keceriaan mereka, maka pasangan suami istri juga jangan mau kalah. Maksudnya bukan main lato-lato juga, melainkan menjadikan hubungannya dengan pasangan juga awet. 

Ini memang berat. Pasangan suami istri itu paling romantis memang beberapa saat setelah menikah. Puncaknya pada malam pertama. Namun, setelah itu, apakah rasa di malam pertama itu akan terbawa sampai ke malam-malam berikutnya? Waallahu 'alam. 

Kiranya, tiga makna filosofis di atas dapat menjadi referensi bagi pasangan suami istri di manapun berada. Bagi yang berada satu rumah, akan lebih mudah untuk bertemu secara fisik dan mencurahkan cinta langsung. Sedangkan, bagi yang jauh, harus rutin membangun komunikasi. Kalau pasangan suami istri berjauhan tempat, namanya LDR. Jangan salah, LDR juga cocok bagi anak-anak, yang artinya Lato-latonya Dimainkan Rutin! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun