Bulatnya lato-lato tersebut sama dengan kehidupan pasangan suami istri tangga yang bermakna kebulatan tekad. Orang yang sudah membulatkan tekad untuk menikah, ya, menikah saja. Bismillah, niat untuk beribadah kepada Allah, mendapatkan keturunan, dan menjaga diri dari kejahatan atau penyalahgunaan kemaluan.Â
Selain itu, bulat bermakna polos dan tidak ada yang ditutupi. Pasangan suami istri memang bagaikan satu jiwa, satu tubuh. Mereka juga diibaratkan seperti pakaian. Masalah istri adalah masalah suami, begitu pula sebaliknya. Bulat juga bermakna kebiasaan dari suami istri itu sendiri. Biasanya setelah Isya, setelah Subuh, dan di tengah hari. Tahu sendiri 'kan apa itu? Bulat juga lho itu, apalagi depannya ada kata berawalan t dan akhirannya g!
Kedua, atau makna filosofis yang kedua adalah lato-lato itu dibenturkan. Kalau tidak dipertemukan dengan cara begitu, maka tidak akan keluar suara khasnya. Pasangan suami istri selalu dibenturkan. Mereka memang dianugerahi sifat yang berbeda. Misalnya, istrinya cerewet, suaminya pendiam. Suaminya suka bersih-bersih, istrinya kok cuek dengan kebersihan dan kerapian. Pokoknya, dua sifat yang berbeda itu memang selalu ada, coba buktikan sendiri dengan kamu dan pasanganmu.Â
Dibenturkan semacam itu, bukan untuk menjadi ajang perang, melainkan justru agar saling melengkapi. Seperti lato-lato, yang kiri melengkapi yang kanan, hingga tercipta harmoni yang indah dan mengganggu orang tidur itu, hehe. Pasangan suami istri memang dipasang-pasangkan. Nah, kedewasaan dari keduanya yang akan menentukan pasangan itu mampu bertahan lama atau tidak. Apakah baterai mereka cukup energinya atau cepat melempem.Â
Ketiga, lato-lato ini dihubungkan dengan tali. Untuk talinya sendiri sih yang kecil saja dan pendek. Belum pernah saya melihat ada anak main lato-lato pakai tali tarik tambang.Â
Masih kaitannya dengan pasangan suami istri, pasti mereka juga terikat dengan sebuah tali, tentu saja namanya adalah tali pernikahan. Tali yang satu ini menjadi tanda legal dan halal, sesuai hukum negara dan agama. Jadi, kalau sudah diikat dengan tali itu, tidak ada kekhawatiran saat sedang berduaan, bahkan lebih jauh dari itupun aman. Bebas.Â
Tali pernikahan juga menjadi simbol kuatnya hubungan, meskipun sedang berjauhan. Makanya, ada ungkapan, "Sehari tidak ketemu kamu, rasanya kok seperti 24 jam ya!" Padahal baru saja berpisah, tetapi rasanya kok sudah sangat rindu. Jika sedang kondisi begitu, solusinya tentu saja lewat komunikasi. Sekarang medianya sudah sangat mudah. Tinggal telepon atau video call. Namun, untuk komunikasi langsung semacam pakai pintu ajaib Doraemon, sampai sekarang memang belum pernah diproduksi.Â
Jangan Mau Kalah
Begitu asyiknya anak kecil memainkan lato-lato, hampir tiap saat mereka mainkan, mengisi waktu dengan keceriaan mereka, maka pasangan suami istri juga jangan mau kalah. Maksudnya bukan main lato-lato juga, melainkan menjadikan hubungannya dengan pasangan juga awet.Â
Ini memang berat. Pasangan suami istri itu paling romantis memang beberapa saat setelah menikah. Puncaknya pada malam pertama. Namun, setelah itu, apakah rasa di malam pertama itu akan terbawa sampai ke malam-malam berikutnya? Waallahu 'alam.Â