Mohon tunggu...
YAKOB ARFIN
YAKOB ARFIN Mohon Tunggu... Buruh - GOD LOVES TO USE WHO ARE WILLING, NOT NECESSARILY THE CAPABLE

Addicted by Simon Reeve which experts conflict resolution documentary with his journey around the Carribean

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Rangkul ODHA, Renggangkan Stigma

29 Juli 2016   17:35 Diperbarui: 23 Maret 2017   08:00 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Yang terpenting bukanlah apa yang sudah hilang, melainkan apa yang masih ada."

Saya tak pernah menduga, bahwa HIV itu demikian menyeramkan. Saking seramnya - banyak orang yang kethar kethir saat mendengar, apalagi bila tahu ada tetangganya yang kalem alim dan salihah itu mendadak bisu, mengurung diri  dalam rumah didera frustasi yang tak segan menjamah.

Omong-omong, sambil cerita sana-sini menyicing androk pendek, tetangga usil dan tak peka itu mengernyitkan cerita, bahwa, perempuan usia kepala tiga yang suaminya baru meninggal itu, kini telah pergi karena penyakit yang dianggap laknat.

Pantas bila selama beberapa bulan ini dia tampak mondar mandir keluar rumah diam-diam seperti maling ayam, dengan rautnya yang kusut dan perawakannya yang agak susut.

"Dengar-dengar sih, dia lagi main ke dokter dalam. Konsultasi katanya," sambil melirik botol plastik berserak di bak sampah yang labelnya dikuliti samar-samar. Botol dan kresek obat rupanya.

***

Barangkali, realitas kecut menggetirkan seperti itulah yang dirasakan Lutfi Yalisa dan Muhamad Burhan. 

"Yang terpenting bukanlah apa yang sudah hilang, melainkan apa yang masih ada," ungkap Muhamad Burhan, mahasiswa Unila itu, kala melandaskan hati untuk mendokumentasikan rekatnya ruang eksklusi sosial yang diikat stigma pada sekelompok SADHA (Saudara Dengan HIV Aids) di Lampung.

Lutfi Yalisa dan Muhamad Burhan saat mengikuti Eagle Lab Day 2 (Foto: Twitter EagleAwards
Lutfi Yalisa dan Muhamad Burhan saat mengikuti Eagle Lab Day 2 (Foto: Twitter EagleAwards
Bersama rekan satu tim dalam menggagas ide film tersebut, mahasiswa Prodi Keguruan Unila ini menawar rasa takut sebagian masyarakat yang masih enggan bersentuhan dengan mereka yang gigih mempertahankan kehidupan bersama antiretroviral, lewat dokumentasi singkat yang dielaborasi dalam frame sebuah film pendek.

Sha Ine Febrianti, salah satu dari tiga dewan juri, aktris yang pernah membawakan teater monolog 'Surti dan Tiga Sawunggaling' karya Goenawan Muhammad itu pun mempertanyakan, bagaimana mereka membangun kedekatan dengan sosok perempuan yang kini usianya 38 tahun.

Sosok perempuan yang bakal menjadi salah satu sosok yang diangkat dalam instrumen film yang mengusung Indonesia Sehat sebagai tema dalam Eagle Awards Documentary 2016, tahun ini memasuki tahun ke sembilan (sebagai SADHA) dan bertahan setelah melalui batas-batas stigma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun