"Semoga kita bertemu lagi"
      Tak lama setelah itu, dia mengusap kepalaku lalu menjauhi kursi. Sementara itu, aku menggunakan kacamata sebagai salah satu perangkat yang digunakan untuk misi.
"Misi dimulai!" adalah kata terakhir yang kudengar dari Meisen sebelum aku kehilangan kesadaran
****
     Perjalanan waktu atau time travel adalah aktivitas pergi melintasi waktu, baik ke masa depan atau masa lalu. Peristiwa ini dianggap suatu hal yang mustahil dan hanya ada di cerita fiksi ilmiah. Oleh karena itu, aku mengikuti misi ini untuk membuktikan bahwa time travel bisa dilakukan dengan pengetahuan.
      Tim peneliti kami berusaha semaksimal mungkin peristiwa ini, sehingga terciptalah suatu alat yang bisa merealisasikan hasil penelitian mereka. Prinsip kerja alat ini adalah mengirimkan kesadaran ke masa lampau, sehingga tubuh tetap diam sementara kesadaran berpindah tempat. Sulitnya mematerialisasi kembali tubuh di dimensi waktu yang berbeda adalah alasan utama mengapa hanya kesadaran yang dipindahkan. Dengan konsep ini, aku bisa mengulang hidupku.
 **
"Malin...... oi..... bangunlah atau kau akan dimarahi"
      Suara seorang anak kecil memenuhi telingaku. Dimarahi? Yang akan memarahiku? Sudah pasti anak ini membohongiku, tapi tidak ada salahnya membuka mata. Apa yang aku lihat adalah hal yang asing namun juga familiar.
"Oh, sepertinya kau sudah bangun. Baiklah, sekarang  jawab pertanyaan berikut" Seorang wanita dewasa, yang sepertinya adalah guru, tiba-tiba bertanya kepadaku "Pada masa Perang Dunia 2, siapakah orang yang......."
      Oh, syukurlah percobaannya berhasil. Kukira aku akan mati karena terkena distorsi ruang dan waktu. Sepertinya aku dikirim ke masa lalu yang paling berkesan, dalam hal ini, ingatan tentang aku yang tertidur di kelas dan dimarahi oleh guru. Kalau begitu, seharusnya sekarang---