Negara kita adalah negara kepulauan, yang berarti dikepung oleh air asin. Setiap daratan ini mengapung diatas air asin. Jika kita hanya menikmati air yang sudah tersimpan didalam tanah, yang seharusnya tetap diisi dengan air yang tidak asin. Maka kemungkinan besar akan terjadi intrusi air laut dan tanah amblas. Intrusi air laut adalah masuknya air asin ke dalam tanah. Hal ini karena terjadi kekosongan air tanah.
Tumbuhan yang berklorofil harus  mengambil air dari dalam tanah untuk bisa ber fotosintesis. Semakin hijau tanaman yang menghasilkan oksigen, tentu harus diiringi dengan upaya kita untuk memasukan air kedalam tanah. Selama ini berfikir, dengan menanam pohon masalah lingkungan menjadi beres.
Dengan membuat lubang kecil yang diisi sampah organik, air akan mudah masuk kedalam tanah dan  terjadi penciptaan biopori oleh mahluk hidup. Mikroorganisme yang tadinya harus berkeliaran dipermukaan mencari makanan dapat terkumpul dalam lubang biopori. Sampah yang tertumpuk dipermukaan secara alami hanya memiliki kemungkinan masuk kedalam tanah sedalam 30-60 cm. tetapi jika kita buatkan lubang 1 meter efisiensi mikro organisme akan lebih tinggi.
Bangunan kita yang bobotnya ratusan ton , akan  ambles apabila airnya terus kita ambil tapi tidak dimasukan lagi kedalam tanah. Tanah amblas disebabkan karena tejadi retakan-retakan tanah. Ketika ada air yang masuk maka tanah akan menjadi amblas.
Teknologi yang sederhana ini dibuat supaya bisa melibatkan semua komponen ekosistem. Siklus air akan berjalan dengan lancar. Setiap air yang digunakan akan pulih kembali dalam waktu yang dekat. Sehingga kelangkaan kemungkinan terjadi kelangkaan air akan berkurang. (kkn ppm unud desa belok sidan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H