Â
 [caption caption="Jembatan Tayan di atas Sungai Kapuas"][/caption]
Jembatan Tayan di Kab Sanggau sekaligus jembatan terpanjang di Kalimantan.
Jakarta, Sabtu ( 09/04/2016 )
Ketika Presiden Jokowi meresmikan jembatan ini pada tgl 22 Maret 2016, pasti banyak yang bertanya lokasi Jembatan yang lebar 11,5 m dan panjang nya 280m + 1.140 m terletak dimanakah jembatan tsb. Jelas, Â di kota Tayan yang dialiri sungai Kapuas yang sekaligus merupakan sungai terpanjang di Indonesia ( 1.145 km ) . Dan kota Tayan adalah ibukota kecamatan Tayan Hilir yang merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten ( Kab ) Sanggau dengan ibukotanya Sanggau. Â
Dengan adanya jembatan Tayan maka transportasi hasil pertanian seperti Kelapa Sawit dan Karet  maupun hasil tambang Bauksit antar kab Ketapang dan Kab Kayong Utara  menjadi terbuka dan secara ekonomis biayanya semakin murah.  Jembatan ini juga menghubungkan Kalimantan Barat dengan Kalimantan Tengah karena sudah dibangun jalan dari dari Kab Ketapang ke Kalimantan Tengah, yang sekarang  masyarakatnya bisa langsung naik mobil ke Malaysia via Entikong, pos lintas batas yang juga dikunjungi Presiden Jokowi pada hari yang sama.
Sejarah Kota Sanggau
Menurut website Pemda Sanggau, kata Sanggau berasal dari nama tanaman sejenis rambutan yang bahasa lokalnya  disebut " Sangau ", tetapi versi lain mengatakan bahwa nama Sanggau berasal dari sub suku Dayak Sanggau.
Di kab Sanggau ini  pada abad ke - 4 Masehi  ( tahun 1380 ) sudah  ada kerajaan Melayu yang dipimpin seorang raja dengan gelar Gusti  dan istananya yang terletak dipinggir sungai Kapuas sampai sekarang masih ada di kota Sanggau.
Kab Sanggau terdiri dari 15 kecamatan,yaitu :
Â
No.   Kecamatan        Kota              Luas daerah      Populasi
                                          ( Km 2 )      ( jiwa )
1  .    Toba             Teraju            1.127            5.609
2  .    Meliau            Meliau            1.496           42.463
3  .    Kapuas           Sanggau          1.382           80.773  Â
4  .    Mukok            Kedukul            501           16.834
5  .    Jangkang          Balai Sebut       1.589            26.731
6  .    Bonti             Bonti            1.122            19.431
7  .    Parindu           Pusat Damai        594            30.018
8  .    Tayan Hilir        Tayan            1.050            28.528
9  .    Balai             Batang Tarang      396             22.216
10.    Tayan Hulu        Sosok             719             28.380
11.    Kembayan         Kembayan         610             25.941
12.    Beduwai          Beduwai           435             10.627
13.    Noyan            Noyan            488              9.980
14.    Sekayam          Balai Karangan     841             27.853
15.    Entikong          Entikong           507             13.514
      Jumlah                            12.858           395.172
Ada sumber yang menyatakan bahwa saat ini ( April 2016 ) jumlah penduduk Kab Sanggau sudah mencapai angka 485.000 dan tentu saja akan bertambah terus setiap tahun atau berkurang karena ada beberapa kecamatan seperti Entikong dan Tayan akan dimekarkan menjadi kabupaten.
Saat ini Bupati Kab Sanggau adalah Paolus Hadi,SIP,M,SI, yang berasal dari Kecamatan Jangkang, yang terluas daerahnya di kabupaten tsb. dengan wakilnya Yohanes Ontot
Menurut data resmi dari Pemda Suku bangsa yang ada di daerah ini adalah:
·    Suku Dayak Bidayuh di Kecamatan Noyan, Sekayam, Kembayan, Sanggau, dan Beduai, Jangkang
·    Suku Dayak Kerambay di sebagian Kecamatan Sekayam dan Entikong
·    Suku Dayak Mali di Kecamatan Balai, Tayan Hulu, Tayan Hilir, Teraju, Parindu, dan Sanggau
·    Suku Dayak Desa di Kecamatan Toba, Sanggau
·    Suku Dayak Pandu di sebagian Kecamatan Parindu dan Kapuas
·    Suku Dayak Ribun di sebagian Kecamatan Parindu, Tayan Hulu, Bonti, Kembayan, dan Meliau
·    Suku Dayak Iban di sebagian besar wilayah perbatasan dengan Serawak, Malaysia
·    Suku Tionghoa di sebagian besar wilayah Kabupaten Sanggau
·    Suku Melayu tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Sanggau
Selain suku-suku setempat terdapat pula suku-suku lain yang merupakan pendatang, seperti:
·    Suku Jawa,Suku Sunda,Suku Batak,Suku Minang,Suku Bugis,Suku Madura.Suku Bima,Suku Flores.
Suku Tionghoa dan suku Dayak di Kabupaten Sanggau.
Ada suatu tradisi di Sanggau yang patut ditiru oleh kabupaten lainnya yang multi etnik,yaitu di kota Sanggau tidak pernah terjadi kerusuhan etnis. Jelas itu berkat pimpinan daerah yang kompeten juga kesadaran penduduknya. Puluhan tahun yang lalu para orang tua dan masyarakat umumnya sudah menyadari bahwa untuk meningkatkan status sosial keluarga adalah melalui pendidikan sedangkan tidak semua desa atau kampung punya SMP apalagi SMA.
Para orang tua berusaha mencari majikan atau  sering disebut Toke di kota Sanggau dan menitipkan anaknya untuk magang/bekerja di toko Toke dan sambil sekolah. Bagi murid yang sekolahnya pagi, pulang sekolah habis makan siang membantu jaga toko ,begitu halnya  sebaliknya. Tidak heran disatu toko kadang kadang terdapat beberapa anak sekolah suku Dayak, ada yang sekolah pagi dan ada juga yang sekolah siang.Â
Kerjasama yang saling menguntungkan, murid sekolah dapat pemondokan gratis,uang saku sekaligus uang sekolahnya dibayar oleh toke dan  para orang tua dikampung juga  lega karena anaknya dapat toke yang bisa dianggap sebagai walinya. Dan Toke mendapat karyawan. Apakah hubungan mutual simbiose ini merupakan jawaban kenapa tidak pernah terjadi kerusuhan  etnis atau sosial  di kota Sanggau, biarlah para pakar yang mengkajinya lebih mendalam.
Pariwisata di kab. Sanggau
Dulu kalau ada tamu yang berkunjung ke Sanggau selain melihat pemandangan Sungai Kapuas yang  indah di pagi hari mereka juga pasti ke Jembatan Gantung yang melintasi Sungai Sekayam sekaligus berfoto ria disana.Salah satu keunikan jembatan Gantung itu adalah akan bergoyang apabila ada mobil yang melintas diatasnya. Dengan perkembangan zaman dan teknologi jembatan tsb. sudah diganti dengan jembatan beton yang tentu saja sudah hilang goyangnya.
Didekat jembatan gantung yang terletak dimuara Sungai Sekayam,persis didepan rumah dinas Bupati Sanggau ( dulu ) pada musim kemarau akan timbul hamparan pasir yang sangat luas . Sore hari, lapangan pasir itu bisa dijadikan lapangan sepakbola  dan sebagian diambil oleh penduduk untuk bangunan rumah setelah disaring terlebih dahulu.
Pancur Aji
Selain kedua tempat wisata diatas ,sebenarnya masih ada tempat wisata lainnya ,yaitu Pancur Aji . Wisata ini jaraknya kurang lebih 4 km dari kota Sanggau dan  dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat. Konon ceritanya lokasi ini merupakan persembunyian Bujang Melaka membentengi diri dari kejaran musuh.Â
Apakah Bujang Melaka ini seorang ulama atau Pak Haji dan siapa musuhnya ,tidak ada penjelasannya. Kawasan wisata ini dulu hanya bisa dikunjungi dengan perahu motor atau sampan dan sekarang sudah dengan jalan darat. Disana ada air terjun bertingkat tingkat dengan air bening yang jatuhnya ke sungai Kapuas.
Sipatan Lotup (air panas)
Objek wisata sumber air panas ini terletak di kampung Peruntan, Desa Sape, Kecamatan Jangkang yang dapat dikunjungi melalui jalan darat dari Kecamatan Kembayan menuju Jangkang atau dari kota Sanggau melalui Kecamatan Mukok dengan jarak tempuh kurang lebih 70 km dari kota Sanggau.
Sumber air panas ini oleh penduduk setempat dinamakan Sipatan Lotup yang artinya air mendidih. Keunikan sumber air panas Sipatan Lotup ini berasal dari mata air yang di panaskan oleh panas bumi (geothermal) dengan temperatur 52-55 derajat Celsius.Air panas Sipatan Lotup termasuk andalan wisata kabupaten Sanggau, yang lokasinya terpencil sehingga belum banyak dikunjungi turis. Â Kedepannya sumber air panas ini dapat dikembangkan berupa tempat pemandian air panas, sarana dan prasarana lainnya, tempat parkir tempat penggantian pakaian, warung rakyat, pendopo, dan taman bermain seperti di Ciater ,dekat kota Lembang Jawa Barat.
Gunung Tiong Kandang
Gunung Tiong Kandang merupakan salah satu objek wisata alam yang  terletak di Dusun Mangkit dan Dusun Mak Ijing dengan jarak 83 km dari kota Sanggau, dapat ditempuh dengan kenderaan roda dua atau roda empat melalui Dusun Mangkit. Objek wisata gunung Tiong Kandang terdapat lokasi air terjun yaitu air terjun Kajang memiliki tiga tingkatan yang terletak disebelah utara Dusun mangkit dan air terjun Nosok dengan ketinggian 6 meter terletak di sebelah selatan Dusun mangkit,dan terdapat batu berbentuk kulintang serta batu pengasih di puncak gunung Tiong Kandang.
Dengan tetap menjaga keseimbangan antara pola pengembangan dan karakteristik ekologi atau lingkungan alam dan budaya yang dimiliki, perekonomian lokal bisa ditingkatkan untuk kesejahteraan rakyat seperti: home stay, sarana dan prasarana camping ground, taman safari, penjelajahan, penelitian, dan outbond. Gunung Tiong Kandang pada bulan Agustus 2008 Â sudah pernah di kunjungi oleh delegasi Dinas kehutanan Kanada dan Amerika Serikat.
Sekarang dengan adanya Jembatan Tayan, jarak tempuh dari Tayan ke Pontianak bisa dicapai dalam waktu 3 ( tiga ) jam karena tidak memerlukan ferry penyeberangan yang tidak jelas jadwalnya ,biasanya harus menunggu muatan mobil atau motor penuh dahulu baru berangkat. Jembatan Tayan yang indah memang akan menjadi tujuan wisata masyarakat Kalimantan Barat maupun turis mancanegara, tetapi banyak yang merasa sayang kenapa kunjungan Presiden Jokowi kali ini terlalu singkat dan dilakukan melalui Helikopter saja.
Infrastruktur jalan dan harga komoditi karet
Seandainya kunjungan Presiden Jokowi dilakukan via jalan darat tentu saja baik Gubernur maupun Bupati kabupaten yang dikunjungi akan serba salah dan kehilangan muka. Para pengawal Presiden akan sibuk berhubungan dengan protokol Provinsi atau Kabupaten hanya untuk urusan jalan darat yang sejarah rusaknya sudah kronis, bertahun tahun tanpa ada perbaikan yang memadai. Memang tidak semua jalan dari kota Pontianak ke kota Sanggau yang jaraknya sekitar 200 km  rusak semuanya, hanya sepotong -sepotong saja seperti antara Simpang Ampar - Sosok yang jaraknya 40 km harus ditempuh  dalam waktu 1,5 atau 2 jam.
Padahal kalau jalan tsb. tidak rusak hanya memerlukan waktu tempuh 40 menit saja kalau kecepatan mobil 60 km/jam. Begitu juga potongan jalan antara Engsiluk ke kota Sanggau yang jaraknya hanya 15 km rusak parah dan perlu waktu 1 jam 60 menit untuk menempuhnya. Jarak kota Pontianak -Sanggau yang hanya 200 km memerlukan waktu tempuh 5 - 6 jam dan sangat melelahkan. Jalan ekonomi yang rusak selain membuang waktu dan tidak enak bagi pemakai jalan juga menyebabkan biaya ekonomi tinggi. Kendaraan cepat rusak dan ongkos perawatan meningkat.Â
Apabila ada kendaraan truk yang patah as dan mogok ditengah jalan akan menghambat kendaraan yang harus antri dibelakangnya. Jalan Pontianak - Sanggau via Simpang Ampar ,selain merupakan jalan antar negara untuk ke Malaysia dan Brunai, juga  dilewati oleh para Bupati Kab Sanggau, Kab Sekadau, Kab Sintang, Kab Melawi, Kab Putussibau dan sekarang  dengan adanya jembatan Tayan mungkin ditambah dengan Kab Ketapang dan Kab Kayong Utara. Bayangkan ada tujuh Bupati atau Kepala daerah yang melewati jalan tsb. tetapi nasibnya tetap merana bikin susah dan tidak enak para pemakainya. Jadi sayang sekali, kenapa kunjungan  Presiden Jokowi tidak diatur oleh protokol untuk meninjau via jalan darat ,sehingga bisa  ada solusi untuk memperbaiki jalan ekonomi tsb.
Produksi Pertanian yang utama kab Sanggau adalah komoditi Sawit dan Karet yang saat ini terjun bebas harganya akibat dampak menurunkan harga ekspor di negara industri seperti China dan India. Bayangkan, harga karet hanya Rp.5.000,-/kg tidak cukup untuk membeli beras yang harganya sekitar Rp.12.000,-/kg. Padahal, lima puluh tahun yang lalu ketika masih ada perdagangan natura barter, 1 kg beras bisa ditukar dengan 1 kg karet.Â
Jadi penduduk atau penyadap karet semakin miskin dengan jatuhnya harga komoditi tsb. dipasar dunia. Sekali lagi, seandainya Presiden Jokowi yang hobby blusukan dan sempat berdialok dengan petani karet, tentu saja akan ada jalan keluarnya. Misalnya, Presiden bisa menginstruksi kepada Bulog untuk menampung karet rakyat dengan harga dasar  misalnya seharga sekilo beras kemudian menyimpan di gudang para eksportir yang biasanya berlokasi di Pontianak sambil menunggu harga membaik. Atau bisa juga menginstruksi salah satu BUMN mendirikan pabrik Ban sepeda motor atau Ban mobil yang bahan baku utamanya adalah karet sehingga komoditi tsb. mempunyai nilai tambah.
Kesimpulannya, Kab Sanggau masih perlu aktif mengekspose lokasi wisata melalui brosur brosur maupun media sosial.Dan masih banyak tujuan wisata yang harus digali oleh Pemda misalnya Riam Macan tempat retret umat Katolik yang letaknya di desa Sungai Mawang.
Kunjungan Presiden Jokowi meresmikan Jembatan Tayan memang membanggakan dan menunjukkan keseriusan pemerintah membangun infrastruktur ekonomi di luar pulau Jawa. Tetapi saat ini kondisi jalan ekonomi yang masih rusak dan harga komoditi karet yang turun harganya perlu dicarikan solusinya sehingga rakyat Kal-Bar ,khususnya rakyat Kab Sanggau tidak merasa dianak tirikan dengan saudara saudara setanah airnya di pulau Jawa.Semoga ! Â Â Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H