Mohon tunggu...
Jeka
Jeka Mohon Tunggu... -

jeka dan lingkungan hijau

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jembatan Tayan di Kabupaten Sanggau

9 April 2016   23:27 Diperbarui: 9 April 2016   23:52 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada suatu tradisi di Sanggau yang patut ditiru oleh kabupaten lainnya yang multi etnik,yaitu di kota Sanggau tidak pernah terjadi kerusuhan etnis. Jelas itu berkat pimpinan daerah yang kompeten juga kesadaran penduduknya. Puluhan tahun yang lalu para orang tua dan masyarakat umumnya sudah menyadari bahwa untuk meningkatkan status sosial keluarga adalah melalui pendidikan sedangkan tidak semua desa atau kampung punya SMP apalagi SMA.

Para orang tua berusaha mencari majikan atau  sering disebut Toke di kota Sanggau dan menitipkan anaknya untuk magang/bekerja di toko Toke dan sambil sekolah. Bagi murid yang sekolahnya pagi, pulang sekolah habis makan siang membantu jaga toko ,begitu halnya  sebaliknya. Tidak heran disatu toko kadang kadang terdapat beberapa anak sekolah suku Dayak, ada yang sekolah pagi dan ada juga yang sekolah siang. 

Kerjasama yang saling menguntungkan, murid sekolah dapat pemondokan gratis,uang saku sekaligus uang sekolahnya dibayar oleh toke dan  para orang tua dikampung juga  lega karena anaknya dapat toke yang bisa dianggap sebagai walinya. Dan Toke mendapat karyawan. Apakah hubungan mutual simbiose ini merupakan jawaban kenapa tidak pernah terjadi kerusuhan  etnis atau sosial  di kota Sanggau, biarlah para pakar yang mengkajinya lebih mendalam.

Pariwisata di kab. Sanggau

Dulu kalau ada tamu yang berkunjung ke Sanggau selain melihat pemandangan Sungai Kapuas yang  indah di pagi hari mereka juga pasti ke Jembatan Gantung yang melintasi Sungai Sekayam sekaligus berfoto ria disana.Salah satu keunikan jembatan Gantung itu adalah akan bergoyang apabila ada mobil yang melintas diatasnya. Dengan perkembangan zaman dan teknologi jembatan tsb. sudah diganti dengan jembatan beton yang tentu saja sudah hilang goyangnya.

Didekat jembatan gantung yang terletak dimuara Sungai Sekayam,persis didepan rumah dinas Bupati Sanggau ( dulu ) pada musim kemarau akan timbul hamparan pasir yang sangat luas . Sore hari, lapangan pasir itu bisa dijadikan lapangan sepakbola  dan sebagian diambil oleh penduduk untuk bangunan rumah setelah disaring terlebih dahulu.

Pancur Aji

Selain kedua tempat wisata diatas ,sebenarnya masih ada tempat wisata lainnya ,yaitu Pancur Aji . Wisata ini jaraknya kurang lebih 4 km dari kota Sanggau dan  dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat. Konon ceritanya lokasi ini merupakan persembunyian Bujang Melaka membentengi diri dari kejaran musuh. 

Apakah Bujang Melaka ini seorang ulama atau Pak Haji dan siapa musuhnya ,tidak ada penjelasannya. Kawasan wisata ini dulu hanya bisa dikunjungi dengan perahu motor atau sampan dan sekarang sudah dengan jalan darat. Disana ada air terjun bertingkat tingkat dengan air bening yang jatuhnya ke sungai Kapuas.

Sipatan Lotup (air panas)

Objek wisata sumber air panas ini terletak di kampung Peruntan, Desa Sape, Kecamatan Jangkang yang dapat dikunjungi melalui jalan darat dari Kecamatan Kembayan menuju Jangkang atau dari kota Sanggau melalui Kecamatan Mukok dengan jarak tempuh kurang lebih 70 km dari kota Sanggau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun