Berpijaklah pada hal berikut ini agar saat kita berbuat baik, kita tidak menghitung atau mengungkit kebaikan yang kita lakukan. Kalau mau berbuat baik, berbuatlah dengan "NOTHING TO LOSE". Kalau mau berbuat baik, ya lakukan saja, dan anggap tidak ada urusan lagi. Berbuat baiklah sebagai bagian dari cara hidup yang dibiasakan.Â
Kondisi kita di luar rumah adalah representasi saat kita di rumah. Apabila kita di rumah menjadi orang solutif dan ditunggu kehadirannya, maka di tempat kerja pun akan di sayang dan dirindukan.Â
Dan ingatlah, kegagalan tidak selalu buruk.
Belajar dari kesalahan perlu ditindaklanjuti dengan upaya perbaikan.
Tiga kategori kegagalan yang perlu diperhatikan:Â
1) Kegagalan yang seharusnya dapat dicegah,Â
2) Kegagalan yang terkait kompleksitas, danÂ
3) Kegagalan yang cerdas.
Kegagalan pertama dapat dicegah dengan data dan informasi. Kegagalan kedua perlu kolaborasi seluruh pihak. Kegagalan ketiga ibarat nasi sudah menjadi bubur. Olah kreatifitas agar bubur menjadi istimewa.Â
Otak manusia dalam bekerja akan mengatur aktivitas anggota tubuh secara berseberangan. Dan hal itu sangat menentukan kita dalam mengambil keputusan. Otak kanan lebih intuitif, kreatif dan inovatif dengan sistem limbik yang lebih ke feeling, emosi dan hubungan. Otak kiri berisi thinking, analitik dan pandai dengan sistem limbik sensing, memori dan rajin. Otak tengah insting dan naluri serba bisa, karena otak tengah adalah critical thinking. Akan memberikan titik buta yang tidak dilihat orang lain.Â
Orang pintar biasanya mempunyai lebih sedikit teman. Karena dia akan meminta lebih baik dan sulit dipenuhi. Dan yang tidak terlalu pinter, dapat menjadi ketua geng. Karena pandai menjaga hubungan dan dapat menyesuaikan diri.Â