Mohon tunggu...
Izzat Chairie
Izzat Chairie Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mewabahnya K-Pop dan Drakor yang Merusak Akhlak dan Karakter Generasi Bangsa

27 Oktober 2021   05:50 Diperbarui: 1 November 2021   11:51 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antrian pengemudi ojek online memesan BTS Meal/Medcom.id/Andri Widiyanto
Antrian pengemudi ojek online memesan BTS Meal/Medcom.id/Andri Widiyanto

Asmarahadi, SpKj, seorang Psikiater Rumah Sakit Jiwa di Jakarta Barat mengatakan bahwa fenomena tentang fanatisme ini setingkat dengan pecandu narkotika atau game online yang disebut "sasaeng" dalam istilahnya. Sasaeng bisa dikatakan sebagai gangguan jiwa karena sudah melakukan tindakan di luar batas.

Soal kecanduan atau fanatik ini bisa dijelaskan secara ilmiah melalui sisi usia fans K-pop dan drakor. Rata-rata usia mereka berada di rentang remaja hingga dewasa muda. Pada fase ini, menurut para dokter salah satu bagian otak manusia Prefrontal Cortex (PFC) sedang mengalami pertumbuhan. 

PFC mempunyai fungsi yang penting untuk membuat manusia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kemudian pada survei yang dibuat oleh majalah Kumparan kepada 100 fans K-pop. Hasilnya sekitar 57% dari mereka berada di usia remaja dan dewasa, 12-20 tahun. Sementara sisanya 42% berusia 21-30 tahun, dengan 1% berusia diatas 30 tahun.

Mayoritas peminat K-pop maupun drakor adalah remaja. Karena pada saat remaja identitas diri mereka belum sepenuhnya terbentuk atau jati diri mereka belum sepenuhnya utuh. Seperti yang dikatakan oleh Bona Sardo Hasoloan Hutahaea, S.Psi., M.Psim, Staf Pengajar Psikologis Klinis UI bahwa para remaja dalam perkembangan usianya suka memakai identitas orang lain dalam arti meminjam identitas orang lain. Yaitu dengan mencontoh atau meniru k-pop dan drakor tersebut.

5. Indonesia Masuk Sebagai Konsumen Tinggi K-pop dan Drakor.

Dalam survei pada tahun 2020 dilansir dalam website ayobandung.com pada tanggal 11 Agusutus 2020, Lebih dari 5.500 orang di enam benua diketahui ada sekitar sepuluh negara yang banyak menghabiskan waktu terbanyak untuk menonton K-pop dan drakor antara lain :

  1. Turki. Peringkat sepuluh dengan durasi 14 jam sebulan.
  2. Uni Emirat Arab. Peringkat sembilan dengan durasi 15 jam sebulan.
  3. Afrika Selatan, peringkat delapan dengan durasi 15 jam sebulan.
  4. Rusia, peringkat tujuh dengan durasi 16 jam sebulan.
  5. India, peringkat enam dengan durasi 16 jam sebulan.
  6. Brasil, peringkat lima dengan durasi 17 jam sebulan.
  7. Malaysia, peringkat empat dengan durasi 20 jam sebulan.
  8. Vietnam, peringkat tiga dengan durasi 22 jam sebulan.
  9. Thailand, peringkat kedua dengan durasi 22 jam sebulan.
  10. Indonesia, peringkat satu dengan durasi 24 jam sebulan.

Dari survei ini dapat dilihat bahwa penggemar terbesar K-pop dan drakor adalah negara Indonesia. Kemudian pada survei yang dilansir pada website beautynesia.id tanggal 31 Agustus 2020 kepada viewers yang menonton video klip salah satu boyband Korea terkenal bernama BTS yang berjudul "Dynamite" pada akun youtubenya yang sekarang sudah ditonton pada akhir tahun 2020 sudah mencapai 101 juta views. Dari 48,5 juta views tersebut berasal dari Indonesia.

Lalu Indonesia juga menjadi peringkat ketiga yang paling banyak dalam tweet nya tentang K-pop dan drakor yang dilansir dari kompas.com pada tanggal 14 Januari 2020 lalu setelah Thailand dan Korea Selatan

Kemudian juga berdasarkan penelitian dari website egsa.geo.ugm.ac.id yang dibuat oleh lembaga Environmental Geography Student Association oleh Departemen Geografi UGM pada tanggal 30 September 2020, menyampaikan bahwa Indonesia dikenal sebagai fanbase terbesar dan loyal dalam dunia K-pop dan drakor. 

Hal ini menjadikan Indonesia sebagai pasar yang sangat potensial untuk perekonomian Korea Selatan dengan adanya Korean Wave (membudayanya budaya korea).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun