Begitu pula sebaliknya, bila (na'udzu billah) meninggal dalam keadaan su'ul khatimah maka kelak akan dibangkitkan dalam keadaan buruk.
Biasanya seseorang meninggal sesuai dengan amal perbuatan yang biasa dikerjakan. Bila rajin beribadah insya Allah akan meninggal dalam keadaan ibadah Insya Allah.
Demikian pula sebaliknya, orang yang rajin melakukan ma'siyat maka akan diwafatkan di atas ma'siyat. Na'udzu billah min dzalik.
Terdapat sebuah kisah nyata di pulau Bali ada sekelompok anak muda yang gemar mabuk-mabukan. Mereka punya tempat khusus untuk itu. Bila akan mengadakan pesta mabuk-mabukan, mereka memiliki bahasa isyarat tertentu yaitu menggunakan tangan kanan dengan ibu jari menunjuk ke atas sambil digerakkan.
Diceritakan, salah satu dari mereka mengalami kecelakaan parah. Saat menghadapi sakaratul maut, sang pemuda ini tak henti menggerakkan tangan kanannya seolah mengajak ke suatu tempat. Bahkan saat di bawa ke rumah sakit, para perawat berusaha untuk menahan gerakan tangan sang pemuda. Karena terus bergerak akhirnya tangan pemuda tersebut diikat.
Ternyata meski tangannya diikat, ibu jarinya terus bergerak. Saat ibu jarinya pun diikat agar tidak bergerak, subhanallah. Sampai akhirnya sang pemuda menemui ajalnya.
Begitulah, kita akan diwafatkan sesuai dengan kebiasaan kita.
Dalam sebuah kitab AdDa'u wadDawa'yang ditulis oleh Ibnul Qayyim Al Jauziyah, dikisahkan ada seorang yang gemar sekali main catur. Saat akan meninggal, orang tersebut ditalqin dengan kalimat "laa ilaaha illaLLah akan tetapi  yang keluar dari mulutnya adalah "skak, ster, kalah".
Setelah wafat semua manusia akan dibangkitkan. Selanjutnya akan dihisab. Dalam hal hisab ada tiga jenis manusia pada hari kiamat, yaitu
Pertama, kelompok orang yang tidak dihisab.Masuk surga tanpa hisab tanpa adzab. Jumlahnya 70.000 dari ummat Muhammad SAW.
Jumlah sahabat saja 124.000 sama dengan jumlah nabi menurut Imam Suyuthi.