Ketika kemerdekaan menawarkan kebebasan
Termasuk didalamnya kebebasan untuk berpaling dan tak lagi membela negeri ini
Maka batas wilayah bukan lagi tembok pemisah
Tapi sebuah pintu penghubung
Dimana kita bisa melihat hijaunya rumput tetangga
Dan indahnya cakrawala yang menghampar luas diseberang sana
Lalu anak-anak negeripun berkemas, berkaca pada kapasitas dan oportunitas
Sejenak memandang halaman belakang dan membandingkannya dengan harapan yang terbentang jika menyeberang
Tak perlu lama-lama menunggu
Karena diseberang, telah ada parade penyambutan
Gegap gempita pesta pora dan berbagai geliat yang menjanjikan pertumbuhan yang lebih subur
Begitulah
Satu demi satu anak negeri
Pergi merantau
Tak sekadar merantau
Tapi menetap dan menetapkan hati
Untuk tak lagi membela negeri tempat dia terlahir kebumi
Mereka menemukan apa yang mereka cari
Dan menikmati apa yang mereka dapatkan
Lalu ibu pertiwi mulai menghitung untung rugi
Betapa banyak anaknya yang berpaling
Seraya memandang, melambaikan tangan
Rasa rindu atau untung rugi membuatnya ingin membawanya pulang
Tak banyak yang berkenan
Karena mereka telah menikmati kenyamanan
Ibu pertiwi tidak marah pada mereka
Tapi anak negeri yang mengaku setia menjadi murka
Ketika sang pangeran kambali dan mendapatkan peran utama di panggung sandiwara
Apa sebenarnya yang kita pertengkarkan disini, . . . ?
Kecintaan, kesetiaan, rasa berbangsa, persaudaraan, keadilan, kesempatan, kemampuan, penghianatan, . . . Â atau sekadar mata pencaharian, . . . ??!
Tak perlu mencari kambing hitam
Jika mereka berpaling hanya karena alasan periuk nasi atau keinginan untuk tumbuh lebih subur
Biarkan mereka pergi
Tak perlu membahas tentang integritas
Dan jangan mengharapkan mereka kembali
Biarkan mereka mencari arti kemerdekaannya sendiri
Sebagaimana kita memahami arti kemerdekaan kita sendiri
Karena bumi tempat kita berpijak hanya satu
Dan kemerdekaan bukanlah belenggu
Bahkan suatu saat nanti
Mungkin batas negara memang tidak perlu ada
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H