Mohon tunggu...
Iyal Seprianto
Iyal Seprianto Mohon Tunggu... -

#politik

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Konstelasi Politik di Tubuh Golkar

16 Mei 2015   17:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:55 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto mengusulkan agar Partai Golongan Karya menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa. Munaslub dilakukan sebagai solusi atas konflik dualisme kepemimpinan Golkar antara kubu Agung Laksono dengan Aburizal Bakrie (Ical)", (detik.com, 21/4/2015).

Wacana tersebut ditanggapi oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar kubu Agung Laksono yang dengan tegas menolak tawaran rekonsiliasi yang diusulkan Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto. Ketua DPP Golkar kubu Agung, Yorrys Raweyai, menilai solusi itu hanya akan memperburuk proses penyelesaian sengketa. "Itu hanya akan membuat langkah mundur," ujarnya (Tempo, 25 April 2015).

Hal yang sama juga ditanggapi oleh Kubu Aburizal Bakrie, mereka menilai Munaslub tidak bisa dilakukan karena ada prosedur dan syarat yang harus dipenuhi.

"Ya apapun, mau Munas apa, harus prosedurnya dilalui. Dikatakan munas apa syaratnya. Munas dan Munas Luar Biasa kan ada syaratnya," kata ketua DPP Golkar versi Munas Bali, Rambe Kamarul Zaman, (MetroTVNews.com, 12/5/2015).

Setidaknya ada beberapa alasan yang menyebabkan Tommy berani mengangkat wacana ini :

Pertama, Image Soeharto di mata publik tidak lagi sejelek dulu. Kekecewaan demi kekecewaan yang dirasakan masyarakat kepada pemimpin sekarang "pasca reformasi" sedikit banyaknya telah melunturkan kebencian terhadap rezim orba. Bahkan anehnya ada yang bersikap sebaliknya memuji dan merindukan masa-masa itu.

Kedua, Tommy mulai mendapatkan dukungan dari internal partai. Dua minggu pasca digulirkan wacana Munaslub, 60% dari total keseluruhan DPD Golkar di Daerah menyetujui wacana tersebut. Dengan dukungan lebih dari 50 persen berarti ia bisa melanjutkan niatnya tanpa perlu persetujuan dari ARB atau AL.

Ketiga, Dukungan dari TNI (Kopassus). Sekalipun Soeharto sudah tidak ada, tapi TNI masih memiliki simpati pada keluarga cendana. Bagi TNI darah Soeharto masih dalam nadi mereka. Kehadiran Tommy di acara HUT Kopassus HUT ke-63 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Cijantung, Jakarta Timur, bisa menjadi catatan tersendiri bahwa Tommy masih dikelilingi oleh TNI.

Keempat, Wacana Munaslub merupakan sikap final Tommy jika tidak ada perubahan sikap kedua kubu (ARB dan AL). Ini berarti, jika tidak ada yang mengalah maka Munaslub adalah penentu nasib mereka ke depan. ‪#‎kudeta

‬

Empat hal di atas menjadi dasar pijakan serta sandaran sekaligus alasan kuat Tommy untuk segera bisa mengambil alih kepemimpinan Golkar. Adapun yang dipakai Tommy 'Pilkada sudah dekat', itu tidak lebih sebagai pemanis mulut sekaligus alasan politis. Jadi, bisa disimpulkan, masa meditasi dan menunggu bisa dikatakan hampir berakhir. Jika akhir bulan ini Munaslub Partai Golkar benar-benar terjadi, kemungkinan besar kepemimpinan Golkar akan beralih ke tangan Tommy Soeharto. Kita tunggu saja…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun