Mohon tunggu...
Iyal Seprianto
Iyal Seprianto Mohon Tunggu... -

#politik

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Konstelasi Politik di Tubuh Golkar

16 Mei 2015   17:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:55 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Upaya mengembalikan kepercayaan publik terhadap Soeharto (Keluarga Cendana umumnya) membutuhkan proses sedikit panjang. Sebab, pasca reformasi, nama Soeharto benar-benar di coreng dan kikis habis dari peredaran. Bahkan, orang-orang yang sebelumnya ikut menikmati kekuasaan Soeharto atau layak disebut kaki tangan orde baru lebih memilih cuci tangan dan ikut-ikutan menghantam Soeharto dan Keluarga Cendana.

Hal semacam ini diperhatikan dan direkam oleh Tommy sejak reformasi dan dibiarkan demikian sampai pada batas waktu tertentu. Kalau kita perhatikan sejak lengsernya Soeharto di tampuk kekuasaan, Tommy lebih memilih sikap diam dan tidak banyak komentar ditengah kuatnya tekanan publik. Opini negatif, kecaman, intimidasi, dan sebagainya dibiarkan begitu saja tanpa sekalipun membalas perlakuan tersebut. Bagi sebagian orang mungkin ini sikap pasrah keluarga cendana, padahal fakta sebenarnya ini adalah salah satu trik (politik) yang dijalankan Tommy demi mengembalikan nama orde baru. Ia sengaja membiarkan masyarakat melampiaskan kemarahan pada Soeharto sampai mereka bosan dengan sendirinya. Ketika masyarakat mulai muak dengan pemimpin yang ada 'era reformasi' disinilah ia mulai masuk dan berusaha mencuri perhatian publik.

2) Mengembalikan kepercayaan kader kepada Orde Baru

Golkar adalah partai tua dengan selera khas sendiri. Partai ini berdiri sejak Orde Baru yang digagas oleh Soeharto. Tujuan dibentuk partai Golkar demi melanggengkan kekuasaan yang ia pegang. Setelah soeharto lengser dari kekuasaan, partai ini tidak diserahkan kepada anak cucunya tapi diambil-alih oleh senior2 partai yang masih setia. Kendati partai ini tidak se populer dulu tapi pengaruhnya tetap ada dalam percaturan politik indonesia, hingga saat ini.

Tidak seperti partai lainnya, partai Golkar memilih jalan lain dalam meneruskan regenerasi kepemimpinan. Setelah masa Soeharto berakhir, partai ini lebih banyak dinikmati oleh kader-kader senior. Keadaan ini berlangsung terus menerus kendati anaknya Soeharto (Tommy) pernah mencalonkan diri sebagai ketua umum, namun gagal. Kegagalan tahun 2009 tidak membuat dirinya marah/sakit hati kepada calon pemenang dan melanjutkan tradisi lamanya (menunggu dan terus menunggu).

Sikap politik inilah kemudian yang membuat kader-kader Golkar mulai menaruh simpati kepada Tommy, ditambah lagi dengan adanya perpecahan di internal partai baru-baru ini. Dengan kondisi semacam ini Tommy pun sukses memainkan irama politik di internal partai dan mulai menguasai panggung. Perlahan tapi pasti nama Tommy mulai naik dan mendapat kepercayaan kader-kader Golkar terutama di daerah.

Jalan Menuju Kudeta

Kendati susah untuk membayangkan nama baik Soeharto pulih di mata publik, tapi tidak dipungkiri anaknya (Tommy) memiliki karisma tersendiri. Ditengah kesibukan petinggi2 Golkar merebut panggung satu-satunya, Ia memilih tempat lain untuk menyiapkan panggung politiknya. Panggung yang ia desain bukan pada struktur atau kursi jabatan partai, tapi panggung umum tempat berinteraksinya segala macam jenis manusia (media sosial).

Hal-hal kecil semisal mempromosikan usaha kecil dan menengah masyarakat melalui akunnya, akhirnya mendapatkan simpati luas dari masyarakat, namanya mulai dilirik. Kritik santai namun berbobot sudah menjadi ciri khas tersendiri baginya dan tidak jarang jadi santapan media besar. Dengan modal murah meriah, akhirnya ia tercatat dan mulai diperhitungkan dalam panggung politik indonesia ke depan. Tentu bukan itu saja faktor yang membuat namanya dilirik (disamping sudah dikenal sejak awal) tapi inilah salah satu faktor yang menyebabkan namanya kembali populer di mata publik.

Ketika kepercayaan publik mulai tumbuh dan dukungan semakin luas, Tommy pun mulai menggalang kekuatan dari masyarakat dan kalangan internal partai. Di saat bersamaan, saling sandera, perebutan kekuasaan, dan perpecahan mulai mengeruyak kepermukaan. Inilah moment yang ditunggu dan dinanti sejak awal. Upaya mengambil alih kepemimpinan Partai Golkar pun akhirnya di mulai.

Sejak januari 2015 hingga sekarang Tommy mulai aktif merespon kejadian-kejadian di internal Golkar. Berbagai responnya pun tidak sedikit yang menjadi topik hangat di media massa. Salah satu yang paling panas, saat ia mulai menggulirkan wacana Munas Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar (21/4) lalu, sebagai respon atas konflik berkepanjangan di tubuh Partai Golkar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun