Berikut yang cenderung Mahasiswa pikirkan secara praktis dalam demonstrasi Kenaikan BBM yang terbalut dalam kecerdasan mereka  :
1. Mahasiswa Berpikir  Bagaimana mungkin suatu kebijakan negara hanya diperhitungkan dalam faktor-faktor nilai ekonomis suatu produk tanpa memperhitungkan yang lebih besar daripada sekedar subsidi?
2. Mahasiswa berpikir, untuk apa  ada DPR bila fungsi keterwakilan rakyat tidak dilaksanakan? (Karena itu DPT tetap harus positif berpikir kenapa salah satu obyek demontrasi adalah DPR, karena DPR adalah suara rakyat itu sendiri).
3. Mahasiswa berpikir, apakah tidak ada cara lain untuk memakmurkan bangsa selain dengan menaikkan BBM ? karena belum tentu maksud baik Pemerintah untuk mengurangi subsidi dan mengalihkan nya ke subsidi produktif lain dapat menghasilkan suatu kinerja ekonomi yang baik pula. Â Indikator-indikatornya adalah sebagai berikut :
a. Untuk rakyat secara keseluruhan, Â Tidak adanya program perlindungan nilai bahan-bahan pokok dari Pemerintah
b. Untuk Rakyat Keseluruhan, Masih belum terjaganya dengan baik suatu Supply Chain management dan memungkinkan dapat terjadinya "kejahatan ekonomi" misalnya pengusaha-pengusaha nakal yang membuat produk langka, harga menjadi meningkat, bukan berbanding lurus dengan kenaikan BBM, (Jangan pikirkan Jakarta dengan infrastruktur yang baik, tapi 17 ribuan pulau yang lain) hal itu dapat menjadi penyimpangan yang luar biasa. Reaksi harga yang terjadi belum tentu naik seperti perhitungan kertas Pemeritah, bisa saja menjadi puluhan kali lipat.
4. Mahasiswa berpikir, seharusnya apabila seorang Pemimpin negara mengemban amanat konstitusi, konstitusi menjamin kesejahteraan seluruh bangsa, bukan hanya finansial, tetapi "kekuatiran-kekuatiran atas kebijakan yang hanya melihat penyelesaian dari satu faktor saja".
5. Ini bagian yang paling cerdas dari Mahasiswa, mahasiwa berpikir, kenaikan BBM tanpa dengan analisa yang akurat dapat memberi dampak kepada  Semakin Tingginya tingkat risiko pelaku usaha, misalkan di pertambangan mineral dan batubara, Berapa puluh ribu kontrak bisnis besar nasabahnya bisa gulung tikar dan dapat mengakibatkan gagal bayar kredit investasi/konsumsi perbankan, berapa banyak risiko yang bank tanggung, akhirnya kembali, bila puluhan ribu kontrak itu gagal bayar maka akan ada jutaan pekerja yang akan menjadi pengangguran.
Sebagai suatu contoh : Dalam 1 bulan terakhir misalnya di Kalimantan Timur, tercatat ada 4 perusahaan kontraktor tambang batubara terbesar di Kaltim (Pengusaha daerah) yang sudah mulai gagal bayar dan siap-siap gulung tikar, ini bukan masalah 4 perusahaan itu, namun mengenai lebih dari 2000 karyawan yang bekerja didalamnya,
Ini bukan masalah 4 perusahaan itu, tetapi mengenai risiko perbankan yang NPL nya naik dan bisa-bisa saja di jauhin investornya, lebih belum dihitung dengan kerugian dalam terjadi perampingan yang luar biasa yang sebagian mulai terjadi.
Secara langsung, mahasiswa berpikir, program kenaikan BBM yang tergesa-gesa ini bukan mengurangi rakyat miskin tetapi dapat menambahnya lebih besar.