Perjalanan ketiga kota, Rabu, dua jam di kota Pontianak, rapat kordinasi penanggulan Covid-19. Â Di Kalimantan Barat itu, mengemuka bagaimana TKI kita yang masuk dari luar, seperti di Entikong, dapat terpantau. Pemerintah punya program 3 T; tracking, tracing dan treatment. Dan program 3 M; mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, di semua wilayah dapat berjalan baik.
 Di saat iring-iringan mobil dari kantor gubernur Kalbar menuju bandara, kami langsung ke Bangka, di mobil kepada Roso Daras, Tim Komunikasi Satgas Covid, antara lain, saya sampaikan bahwa sejak lama saya juga sosialisasikan tiga em; mata air, matahari, mata hati. Kawan-kawan netizen pasti bosan menyimak kalimat saya  bahwa lebih 50% badan sehat karena hati senang, 20% makanan, 20% olahraga dan tambahan 10% eling; 60% ranah intangible. Saya tentu bukan pakar kesehatan.  Maka ketika Dokter Riswandi, Dokter BNPB, juga semobil menyimak soal 3M saya, ia usulkan kepada Roso Daras, dapat  dikomunikasikan.
Terkait Sagu tadi,  adalah makanan pokok sehat, rendah gula. Dari membaca, saya yakini mereka sudah di atas 40 tahun, seyogyanya mengurangi gula.  Sejak tujuh tahun terakhir saya  minum kopi, teh, tanpa gula, dampaknya lumayan tak gampang  flu.
Akan halnya, ihwal keriang-gembiraan, perjalanan tiga kota, tiga hari bersama BNPB ini, membukakan juga keyakinan saya bahwa di tengah kesibukan padat, serius, formal, kita harus menyenangkan hati. Saya tak tahu-menahu soal agenda di Kamis malam, Letjen Doni akan pergi memancing ke laut. Difasilitasi oleh Gubernur Erzaldi, kebetulan juga sudah lama saya kenal, momen itu saya tunggu. Â Maka Magrib berlalu, jelang Isya, rombongan menuju laut Pulau Semujur, dua jam menggunakan kapal dengan mesin 800 PK.
Jelang pukul 01 dini hari ketika sampai di loby hotel wajah Kepala BNPB masih segar.  Ia saya simak sangat menikmati pelayaran pp 4 jam, plus memancing di laut tadi. Saya menjadi teringat kala dulu 1984-85 ikut tim mengubah Majalah Zaman menjadi Matra, ada Rubrik Pria dan Kesenggangan. Entah Anda Pembaca sependapat atau tidak, dominan pria memiliki hobby, kesenggangan, lebih awet muda dan happy, dan simaklah wajah Doni.
Nah akan halnya saya ikut serta dalam rombongan BNPB, adalah berkat komunikasi dengan Egy Masadiah, Â Saya mengapresiasi kegiatannya membuat konten, menulis feature tentang BNPB, tentang Doni.
Di tengah dunia Sosmed di kekinian, membuat konten sendiri bagi setiap lembaga, keniscayaan.  "Sesekali ikut ya, Bapak Kepala mengajak, " katanya. Dan  tanpa direncanakan saya turut serta ke Pontianak, Bangka dan Lampung. Di Bangka dua malam. Bangka sudah menjadi kampung kedua saya, karena sejak lama kami punya perhatian ke lingkungan dalam program #SaveBabel, juga pemberdayaan ekonomi warga melalui penikatan pertanian, khususnya lada.
Berita online hanya  hard news, sementara literair apalagi perjalanan pandemi Covid ini suatu dahsyat terjadi, tidak mudah bergerak dalam tuntutan kilat, harus prudent mengelola dana, kudu presisi.  Tidak berlebihan bila saya katakan, Presiden Jokowi, telah menunjuk sosok  Doni, sangat tepat memimpin penanggulangan bencana.
Di tengah komunikasi  publik bak kata Bill Covach, dalam buku Blur, di mana informasi mengalir hari-hari bak tsunami, men-tapis atau memfilter kebenaran  kini juga menjadi bagian pekerjaan, maka ketulusan bekerja, ikhlas, seperti kata Faisal dari BPKP,  memang menjadi kunci solusi. Di sanalah agaknya, Letjen Doni Monardo, ada untuk bangsa dan negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H