Mohon tunggu...
Narliswandi Piliang
Narliswandi Piliang Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveller, Content Director, Citizen Reporter, Bloger, Private Investigator

Business: Products; Coal Trading; Services: Money Changer, Spin Doctor, Content Director for PR, Private Investigator. Social Activities: Traveller, Bloger. email: iwan.piliang7@yahoo.com\r\nmobile +628128808108\r\nfacebook: Iwan Piliang Dua , Twitter @iwanpiliang7 Instagram @iwanpiliangofficial mobile: +628128808108

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wahid Diplomat Berbudi

1 Januari 2021   16:23 Diperbarui: 1 Januari 2021   16:32 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"... saya  mengundang makan  pejabat atau relasi di sana, mereka jawab Insya Allah datang, pada saatnya yang bersangkutan tak datang ..."

Diksi Insya Allah ternyata mengalami dekgradasi di sana.  Pembaca akan  mafhum karena buku Wahid ini.

Saya juga menjadi teringat kepada Almarhum Rosihan Anwar, sosok produktif menulis kolom itu.  Banyak orang menulis tentang Paris, akan tetapi cuma Rosihanlah  memulai kata, " ... banyak orang menulis tentang Paris, dan saya pun menuliskan, satu saja tak saya temukan di Paris: Hansip."

Maka dintara nama-nama di atas saya tulisakan, Dahlan Iskan, kini asyik dengan Disway-nya mengalir tulisan saban hari, Alm., Mahbub, Alm., Rosihan, akrab disapa Haji Waang,  di barisan itulah  kini ada seorang Wahid Supriyadi, semoga ia kian  banyak menulis.

Sebagai diplomat, Wahid berlaku bak seorang sales marketing. Di mana bertugas ia buat Festival Indonesia. Saat menjadi Dubes di Rusia berlangsung hingga empat kali tiap tahun. Ia sukses memsarkan banyak produk kita, kopi sase hingga pakaian dari desainer Indonesia ludes setiap dipegelarkan. Dari tulisan Wahid saya pun tahu kalau produk singkong sangat digemari di Rusia. Wrag Rusia menganggap Indonesia saudaranya, sampai ada lagu Rayuan Pulau Kelapa berbahasa Rusia, diperdengarkan  kepada Wahid oleh warga, konon sangat populer era Bung Karno.

Walaupun kami rutin berkeliling travelling, Rusia belum saya datangi. Padahal ada tekad di saat Wahid menjadi Dubes ingin ke sana. Juga saya ada kawan baik, Aexander Popov, Indonesianis, banyak menjembatani  komunikasi budaya bahkan bisnis berkali menyuruh datang.

Saya  menjadi teringat bagaimana Popov di saat Presiden Jokowi baru terpilih presiden 2014, masih berkantor di Balai Kota DKI Jakarta. Dalam hitungan  2x 24 jam,  kami mendatangkan "tokoh"  Rusia bertemu Presiden belum dilantik. Output pertemuan  komitmen rencana  investasi US $25 miliar; dua kilang Migas 2 x 300 ribu barel, melakukan bottom up grading kilang tua Pertamina senilai US $ 5 miliar, plus masih ada bonus minat CSR merenovasi Gelora Bung Karno, karena 2018, empat tahun lagi kala itu, Indonesia tuan  rumah ASIAN Games.

Rencana investasi Rusia itu batal, seiring sejak 6 hari Presiden Jokowi di Istana, dipertemukanlah seorang Sam Pa, China Sonangol, oleh salah satu pimpinan  partai. Di kemudian hari kita mengenal produk Pertalite, lalu dibangun gedung Thamrin One, kini dalam proses digugat pailit oleh para vendor. Bagi Amerika Serikat, konon, Sam Pa,  dicatat terindikasi pernah melakukan kejahatan kemanusiaan di Afrika.

Dari Wahid Supriyadi pula saya pertama  tahu nama Joko Widodo, pengusaha Furniture,  waktu itu Walikota Solo, 2008. Kala Wahid Dubes di UAE, rumah kayu produksi perusahaan Jokowi di Solo, laku di Global Village (GV), kawasan pameran laksana PRJ Jakarta, berlangsung tiga bulan kala itu di Dubai, UAE. Pulang ke tanah air saya mendatangi sosok Walikota Solo kala itu, tulas-tulis, gadang-gadang.

MASIH  di penghujung Desember 2008 hingga awal 2009.  Sebelum berangkat ke kantor dari Kediaman Duta Besar, di ruang makan sudah tersedia sarapan pagi. Nasi, tempe, bahkan lodeh ada, juga sambal tak ketinggalan. Saya melongok ke jendela di taman belakang,  tananam kunyit, jahe,  bahkan Singkong, diupayakan Ibu Wahid tampak hijau. Bagi saya kala itu surprise di daerah padang pasir gersang, tanaman menghijau.

Kawasan kota di UAE bertaman hijau segar  di bawah rerumputan hijaunya berlapis selang air besar hingga kecil,  otomatis hidup mengalirkan air. Di atasnya baru ditimbun tanah, pupuk, hingga pecahan butiran kayu lunak, semuanya diimpor demi kota hijau dan kawasan  trotoar dan pembatas jalan dominan hidup Kurma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun