Mohon tunggu...
Narliswandi Piliang
Narliswandi Piliang Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveller, Content Director, Citizen Reporter, Bloger, Private Investigator

Business: Products; Coal Trading; Services: Money Changer, Spin Doctor, Content Director for PR, Private Investigator. Social Activities: Traveller, Bloger. email: iwan.piliang7@yahoo.com\r\nmobile +628128808108\r\nfacebook: Iwan Piliang Dua , Twitter @iwanpiliang7 Instagram @iwanpiliangofficial mobile: +628128808108

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yayuk, Ibunya Rayi Berpulang "Ibu" Saya

15 Oktober 2020   20:05 Diperbarui: 15 Oktober 2020   20:16 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melalui program ini membuat ia kian sibuk  ke mana-mana malahan sampai ke manca negara. Akan tetapi sebagaimana kita manusia, terkadang malang tak bisa dihindari, kata Mas Hank, mulai  1990, Yayuk mulai terkena Sorosis. Selain mencoba mengobati sendiri, tentulah mereka berusaha ke sana kemari penyembuhan.

Sampailah kepada Kamis malam pekan lalu itu, Allah SWT memanggil  Yayuk, setelah koma 4 hari di ICU rumah sakit. 

Adalah Benny Yusmin mengabari kabar duka. Di jam Tahajud saya tanya alamat duka melalui WA  kepada Mas Hank.  Jelang Jumatan saya sudah berada di rumah duka. 

Sepanjang perjalananan, ingatan saya mengalir akan bagaimana dinamika dan ketegaran anak manusia gigih berkarir, pekerja keras tak kenal lelah, dan berpikir serta terus berbuat bagi  majunya kebudayaan,  peradaban, khususnya musik.

Di saat keranda jenazah hendak di keluarkan dari masjid, hujan turun lebat.  Seketika muka Mbak Yayuk melintas  menyapa saya. Kental kata-katanya soal masakan saya, "Enak Waang."

Penyesalan memang datang belakangan.  Hingga Jumat pekan lalu itu, saya tak kunjung jua mengantar "Kapau" dan Dendeng Balado untuk Mbak Yayuk. Ia telah pergi selamanya.

Di media saya simak wawancara Rayi. Putera kedua Mas Hank dan Mbak Yayuk, mengatakan ia bermusik karena ibundanya.  Lebih dari itu bekal musik keluarga ini memang sudah kental, dari dedengkot musik almarhum Pak Yusmin terutama.

Dalam perjalanan pulang  dari pusara ke rumah saya tersenyum, membayangkan Mbak Yayuk tenang, senang, mengahadap Sang Khalik.

Lamat-lamat saya teringat lirik lagu  Dekat di Hati, RAN. Dulu ketika saya menyanyikan lagu itu, saya tak tahu bahwa penyanyinya "adik" saya.

Dokpri
Dokpri
Terhadap Mbak Yayuk,  bagi mereka yang mengenalnya, hakkul yakin saya mereka akan mengatakan sosok sangat baik, hangat,  menyenangkan, walau kini riil  nun sudah jauh di mata namun  tetap dekat dan lekat  di hati pribadinya.

Husnul Khotimah, Ibu Yayuk. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun