Walaupun saya tak sempat menyimak lagi jasadnya secara langsung, senyum Ustad Faisal abadi diingatan saya. Maka ketika menumpang shalat magrib di kedai mie di bilangan  Dewi Sartika tadi, di tahayat akhir wajah Ustad Faisal tersenyum kepada saya. Senyum  respeknya sangat dalam akan banyak hal saya perbuat.Â
Tidak berlebihan, ialah  apresiator terhadap diri saya terbesar. Â
Di akhir shalat, saya menyimak ke kanan, Assalamualikum Warahmatullah, wajah Ustad Faisal dengan senyum di kanan saya. Assalamulaikum Warahmatulah ke kiri, wajah Ustad Faisal di kiri saya. Tak terasa air mata ini jatuh lagi. Semoga Ustad khusnul qotimah.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H