Kota Malang, Kota Batu, atau kabupaten Malang memiliki ragam tema dan tujuan wisata alam. Wisata alam dengan kategori berat dan jauh, misalnya pantai di Malang Selatan, Bromo, atau ke arah Karangkates atau Gunung Kawi. Itu mungkin juga akan terkena macet. Wisatawan memerlukan waktu bisa seharian, cukup menghabiskan stamina serta biaya transportasi yang signifikan.Â
Wisata alam yang berkategori ringan bisa memilih lokasi di sekitar kota Batu, Selekta (Bumiaji) atau Pujon. Wisatawan dari kota Malang khususnya, tidak terbebani pikiran akan macet. Dalam kondisi normal, jarak Malang ke Batu atau Pujon bisa dicapai dalam waktu 15 hingga 45 menit tergantung tujuan wisatanya. Sementara wisatawan luar kota dapat menyesuaikan jalur yang dikehendaki.
Wisata berkategori ringan bermakna kemudahan akses, nyaman dicapai, tanpa jalan jauh, durasi waktu relatif singkat, namun tetap menemukan kesan dan fun. Tentu saja wisata ringan ini mempertimbangkan harga yang terjangkau atau murah. Ini cocok untuk segala usia, para pekerja, atau kelompok profesional. Bagi wisatawan yang waktunya terbatas, perlu wisata ringan... Syukur-syukur memberi kesan mendalam, memuat edukasi atau mendidik.
Salah satu pilihan tujuan wisata ini adalah Cafe Sawah di Pujon Kidul dan Petik Jeruk Balitjestro di Batu. Dua tujuan itu dapat dipilih sekali jalan, dengan durasi waktu total 3 hingga 4 jam. Katakan wisatawan dari kota Malang, maka bisa berangkat jam 9.00 dan pulang kembali jam 14.00.
Pulang dari cafe sawah, wisatawan dapat berbelanja aneka sayuran, buah, makanan olahan atau suvenir. Harga-harga di cafe sawah Pujon umumnya sangat murah, sama dengan harga makanan di kota Malang. Pedagang melayani dengan ramah. Wisatawan dapat menghabiskan waktu selama sekitar 2 jam di cafe sawah ini.Â
Wisata petik jeruk ini adalah bagian layanan kepada masyarakat, memuat edukasi perihal jeruk, apel maupun tanaman sub tropika (tanaman dataran tinggi bersuhu sejuk). Balitjestro memiliki fasilitas kantor, laboratorium dan kebun.
Momen berfoto di kebun menjadi daya tarik tersendiri. Beberapa orang memisahkan diri untuk mengambil foto saat memetik jeruk, agar tidak mengganggu yang lain. Di sini terkadang kelompok lain bisa saling bergabung dan saling berkenalan.Â
Secara umum Balitjestro mampu mengemas wisata ini dengan baik. Banyak muatan edukasi yang diberikan, bahkan untuk hal-hal spesifik teknis bila wisatawan membutuhkan. Investor yang mau membuka kebun jeruk atau apel dapat dilayani disini.
Malang, 26 Agustus 2018.
***
Buku yang sudah diterbitkan:
- Iwan Nugroho. 2011. Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 362p. ISBN 978-602-9033-31-1
- Iwan Nugroho dan Rokhmin Dahuri. 2012. Pembangunan Wilayah: Perspektif ekonomi, sosial dan lingkungan. Cetakan Ulang. Cetakan 1 tahun 2004. Diterbitkan kembali oleh LP3ES, Jakarta. ISBN 979-3330-90-2Â
- Iwan Nugroho. 2013. Budaya Akademik Dosen Profesional. Era Adicitra Intermedia, Solo. 169p. ISBN 978-979-8340-26-0
- Iwan Nugroho dan Purnawan D Negara. 2015. Pengembangan Desa Melalui Ekowisata, diterbitkan oleh Era Adicitra Intermedia, Solo. 281 halaman. ISBN 978-602-1680-13-1Â
- Iwan Nugroho. 2016. Kepemimpinan: Perpaduan Iman, Ilmu dan Akhlak. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 362p. ISBN 9786022296386
- Iwan Nugroho. 2018. Menulis, Membangun kekuatan dan motivasi kehidupan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 155p. ISBN 9786022299271
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H