Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kafe Sawah Pujon dan Petik Jeruk Balitjestro, Wisata Ringan nan Mendidik

26 Agustus 2018   20:11 Diperbarui: 27 Agustus 2018   03:27 2330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis bersama Staf Balitjestro (koleksi pribadi)
Penulis bersama Staf Balitjestro (koleksi pribadi)
Kami bersama Staf Balitjestro (koleksi pribadi)
Kami bersama Staf Balitjestro (koleksi pribadi)
 Saat di kebun, wisatawan bebas memetik jeruk dan makan di tempat. Pemandu mengarahkan mana jeruk yang dapat dipetik, mana yang tidak boleh karena belum masak. Biasanya terjadi kehebohan di kebun, karena sering berebut jeruk dalam satu kelompok.Sebenarnya tidak harus berebut, karena biasanya ada petugas lain yang sudah siap jeruk yang dipanen, dengan mutu buah yang bagus. Wisatawan perlu berhati-hati karena kontur atau tanah yang bergelombang. 

Momen berfoto di kebun menjadi daya tarik tersendiri. Beberapa orang memisahkan diri untuk mengambil foto saat memetik jeruk, agar tidak mengganggu yang lain. Di sini terkadang kelompok lain bisa saling bergabung dan saling berkenalan. 

Bibit Jeruk Balitjestro, untuk dibawa pulang (koleksi pribadi)
Bibit Jeruk Balitjestro, untuk dibawa pulang (koleksi pribadi)
Satu tiket berlaku selain untuk makan jeruk ditempat, juga untuk dibawa pulang sebanyak 1 kg. Terhadap kelebihan jeruk yang dibawa wisatawan, wajib membayar saat keluar kebun. Di luar kebun, kelompok diarahkan ke lahan koleksi pembibitan. Di sini, tiket dapat ditukarkan ke petugas untuk menerima satu buah bibit jeruk untuk dibawa pulang. Wisatawan bebas memilih bibit yang disediakan. Ini adalah bagian penutup wisata petik jeruk. Durasi wisata petik jeruk ini selama 1.5 jam dianggap cukup. Bahkan perlu dipercepat bila jumlah pengunjungnya meningkat.

Secara umum Balitjestro mampu mengemas wisata ini dengan baik. Banyak muatan edukasi yang diberikan, bahkan untuk hal-hal spesifik teknis bila wisatawan membutuhkan. Investor yang mau membuka kebun jeruk atau apel dapat dilayani disini.

Malang, 26 Agustus 2018.

***

Buku yang sudah diterbitkan:

  • Iwan Nugroho. 2011. Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 362p. ISBN 978-602-9033-31-1
  • Iwan Nugroho dan Rokhmin Dahuri. 2012. Pembangunan Wilayah: Perspektif ekonomi, sosial dan lingkungan. Cetakan Ulang. Cetakan 1 tahun 2004. Diterbitkan kembali oleh LP3ES, Jakarta. ISBN 979-3330-90-2 
  • Iwan Nugroho. 2013. Budaya Akademik Dosen Profesional. Era Adicitra Intermedia, Solo. 169p. ISBN 978-979-8340-26-0
  • Iwan Nugroho dan Purnawan D Negara. 2015. Pengembangan Desa Melalui Ekowisata, diterbitkan oleh Era Adicitra Intermedia, Solo. 281 halaman. ISBN 978-602-1680-13-1 
  • Iwan Nugroho. 2016. Kepemimpinan: Perpaduan Iman, Ilmu dan Akhlak. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 362p. ISBN 9786022296386
  • Iwan Nugroho. 2018. Menulis, Membangun kekuatan dan motivasi kehidupan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 155p. ISBN 9786022299271

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun