Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Emosi dan Ambisi Mengalahkan Rasional Bisnis Elon Musk

7 September 2024   00:29 Diperbarui: 7 September 2024   00:41 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketidakkonsistenan atau Deliberasi?
Tindakan Musk yang sering kali kontradiktif---misalnya mendukung energi bersih sambil mempromosikan ide-ide yang secara eksplisit merugikan gerakan perubahan iklim---bisa dilihat sebagai cerminan pemikiran yang tidak konsisten, atau mungkin juga merupakan bentuk perhitungan yang disengaja. Dia mungkin merasa bahwa dengan mendukung kebijakan sayap kanan yang pro-bisnis dan anti-regulasi, dia bisa melindungi kepentingan bisnisnya di sektor teknologi, terlepas dari dampak negatif terhadap isu lingkungan yang dia dukung.

Secara keseluruhan, dukungan Musk terhadap kelompok radikal kanan ini menunjukkan bahwa dia bersedia menempatkan isu lingkungan di belakang, selama kepentingan bisnisnya dan pandangan pribadinya tentang kebebasan berpendapat dan otonomi pasar terjaga. Hal ini dapat membuatnya tampak picik atau tidak sepenuhnya menyadari dampak dari dukungannya terhadap kelompok yang tidak percaya pada perubahan iklim.

Terakhir

Poin yang sangat penting tentang kontradiksi jangka panjang dari dukungan Elon Musk terhadap kelompok radikal kanan. Secara strategis, dukungan ini mungkin memberikan keuntungan politik atau finansial dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang, pandangan radikal kanan cenderung tidak sejalan dengan visi teknologi dan inovasi yang Musk usung. Beberapa alasan yang memperkuat argumen bahwa dukungannya mungkin menjadi bumerang adalah:

1. Kontradiksi Ideologis Teknologi vs. Tradisionalisme

Kelompok radikal kanan, terutama mereka yang mendukung slogan seperti "Make America Great Again," sering kali mengidealkan masa lalu yang konservatif dan anti-globalisasi. Teknologi, terutama inovasi yang berhubungan dengan energi bersih dan perubahan sosial (seperti DEI atau diskusi tentang keadilan rasial), dianggap sebagai ancaman terhadap "nilai-nilai tradisional." Sebagai contoh, radikal kanan umumnya cenderung skeptis atau bahkan menolak sains dan teknologi yang mendukung perubahan iklim, energi bersih, serta perkembangan teknologi yang membawa perubahan sosial signifikan.

Ini jelas bertentangan dengan usaha Musk di bidang teknologi maju, seperti kendaraan listrik Tesla dan eksplorasi luar angkasa dengan SpaceX. Jika radikal kanan berhasil memundurkan Amerika ke masa "kejayaan" yang lebih tradisional, ada kemungkinan besar teknologi inovatif seperti yang diusung Musk akan mendapat penolakan, baik secara politik maupun sosial.

2. Pelarangan Kebebasan Berpendapat

Musk kerap mengklaim bahwa dia mendukung kebebasan berpendapat di platform X. Namun, kelompok radikal kanan sendiri seringkali terlibat dalam pemberangusan kebebasan berpendapat dengan cara yang lebih selektif. Contohnya, pelarangan buku di sekolah-sekolah, pelarangan diskusi tentang keanekaragaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI), serta kritik terhadap topik-topik seperti critical race theory (CRT). Kebebasan berpendapat yang mereka klaim seringkali hanya berlaku untuk ide-ide mereka sendiri, sementara ide-ide yang mereka anggap mengancam tradisi konservatif Amerika diberangus.

Jika radikal kanan berhasil menguasai pemerintahan atau struktur sosial, ruang kebebasan berpendapat yang Musk klaim ingin lindungi justru bisa semakin sempit, terutama bagi inovasi-inovasi yang dianggap "liberal" atau menentang nilai-nilai tradisional mereka.

3. Penolakan Terhadap Sains dan Perkembangan Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun