1. Kualitas Backup: Tidak semua backup diciptakan sama; beberapa mungkin tidak sepenuhnya akurat atau terbaru, yang dapat mempengaruhi proses pemulihan.Â
2. Ketersediaan Backup: Di beberapa organisasi, proses backup mungkin tidak dilakukan secara rutin atau efektif, membuat pemulihan menjadi sulit atau bahkan tidak mungkin.
3. Kompleksitas Restore: Mengembalikan system dari backup dapat menjadi proses yang rumit, terutama jika update menyebabkan kerusakan yang meluas pada data atau konfigurasi.
Jadi krisis ini menyoroti pentingnya praktik manajemen TI yang baik, termasuk perencanaan untuk pemulihan bencana dan pengujian yang teliti terhadap update sebelum penerapan global. Meskipun Microsoft dan CrowdStrike berhasil mengidentifikasi dan mengatasi masalah tersebut, proses pemulihan menunjukkan betapa rentannya infrastruktur digital kita terhadap gangguan dan perlunya kesiapan yang lebih baik untuk menangani masalah serupa di masa depan.
SetelahnyaÂ
Ketika stagnasi digital berlangsung selama berjam-jam, pemulihan bertahap pun dimulai. Bandara-bandara, yang mengalami penumpukan massa yang menambah  semrawut keadaan yang diisi oleh para pelancong musim panas, perlahan-lahan mulai diperbaiki dan kembali beroperasi normal. Rumah sakit, setelah menerapkan protokol darurat, berhasil mempertahankan layanan penting. Dunia usaha, yang sedang bergulat dengan gangguan signifikan, menghadapi periode downtime yang berkepanjangan dan karyawannya menunggu pemulihan system.Â
Layar biru berangsur-angsur memudar, dan mulai digantikan oleh perintah login dan system fungsional yang sudah dikenal, tepat pada jam 4 pm CST sore hari ini atau 30 menit lalu. Desahan lega muncul ketika keadaan normal mulai kembali terlihat. Insiden ini mengingatkan kita akan kerapuhan yang melekat pada infrastruktur digital kita dan menyoroti kebutuhan penting akan protokol pembaruan yang kuat.
Pelajaran yang Dipetik
Setelah kejadian tersebut, penyelidikan menyeluruh dilakukan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. Baik Microsoft maupun CrowdStrike berkomitmen untuk menyempurnakan proses pembaruan mereka. Pembelajaran utama yang dapat diambil adalah perlunya diversifikasi infrastruktur digital dan penerapan solusi lokal, termasuk teknologi blockchain, untuk melindungi dari kegagalan systemik, seperti yang dijalankan Microsoft China yang membuat system komunitasnya sendiri yang disebut Spinternet, dan hasilnya China tidak mengalami sytem yang down berjamaah, karena global update tidak dilakukan bersama atau biasanya mengupdate sehari kemudian karena perbedaan waktu kantoran setempat yang mulai tidur sewaktu Amerika sedang kacau. Dan ketika mereka bangun jam 4 pagi system CrowdStrike dan Microsoft sudah selesai mengupdate dengan yang tidak error. Ataupun yang sempat mengunduh tetapi tidak sempat merestart pastinya belum akan efektif sampai di restart.
CrowdStrike, meskipun fokus utamanya pada system Android, menyadari pentingnya mengadaptasi strategi mereka untuk mencakup system yang lebih luas. Langkah-langkah kompatibilitas yang ditingkatkan dan protokol pengujian yang lebih ketat ditetapkan untuk mencegah gangguan di masa depan. Krisis ini menggarisbawahi perlunya strategi digital yang komprehensif dan adaptif untuk memastikan ketahanan dalam menghadapi tantangan yang tidak terduga.Â
Saat matahari terbenam di hari yang kacau ini, dunia menarik napas bersama. Krisis ini tidak hanya mengungkap kerentanan, namun juga menunjukkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi komunitas teknologi. Pembelajaran dari "Hari Saat Dunia Berhenti Berputar" menjadi landasan untuk meningkatkan keandalan digital global, memastikan bahwa badai di masa depan akan dihadapi dengan kesiapsiagaan dan ketahanan yang lebih baik.