ASEAN Melihat Serikat Modern UE Yang Berguna Bagi Setiap Rakyat Dan Diminati Semua Negara
Di sebuah benua yang terbagi menjadi berbagai negara, dua perserikatan besar berdiri sebagai contoh keragaman dan solidaritas: Uni Eropa (UE) di Eropa dan ASEAN di Asia Tenggara. Meskipun mereka memiliki banyak kesamaan, perjalanan mereka menuju integrasi dan kesetaraan menghadapi tantangan dan keunikan masing-masing.
Banyak riset dan ulasan tentang ASEAN sering berdiri sendiri karena kita tidak pernah melancong atau kurang melakukan perbandingan. Hal ini membuat pandangan kita terlalu fokus hanya pada ASEAN, seolah-olah ASEAN adalah satu-satunya perserikatan di dunia. Dalam era benchmarking ini, penting untuk menilai ASEAN dengan membandingkannya dengan entitas lain, seperti Uni Eropa (UE). Kedua organisasi ini memiliki kesamaan dalam diversitas suku-bangsa, kebudayaan, agama, bahasa, serta perbedaan tingkat penghasilan. Meskipun nilai perdamaian dan stabilitas yang mereka junjung berbeda dalam kedalaman dan perspektif.
Kisah Dua Perserikatan
Di Eropa, terdapat sebuah benua yang telah mengatasi masa lalu yang penuh dengan konflik untuk membangun sebuah komunitas yang saling bergantung dan harmonis. Uni Eropa, dengan 27 negara anggotanya, adalah contoh nyata dari keragaman yang bersatu di bawah satu nilai fundamental: demokrasi. Hanya negara-negara yang menganut prinsip-prinsip demokrasi yang dapat menjadi bagian dari keluarga UE. Ini berarti bahwa nilai-nilai seperti hak asasi manusia, kebebasan individu, dan supremasi hukum menjadi dasar dari seluruh struktur perserikatan ini.
Di sisi lain dunia, ASEAN juga merupakan kumpulan negara yang sangat beragam, mulai dari sistem pemerintahan, budaya, bahasa, hingga agama. ASEAN terdiri dari 10 negara yang masing-masing memiliki keunikan dan tantangan tersendiri. Tidak seperti UE, ASEAN tidak mengharuskan anggotanya untuk mengikuti satu sistem pemerintahan atau nilai dasar tertentu. Keragaman ini mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah yang ada di Asia Tenggara, tetapi juga menghadapi tantangan dalam menciptakan kesatuan di tengah perbedaan yang luas.
Dalam konteks hubungan internasional yang kompleks, Uni Eropa (UE) dan ASEAN memiliki model kerja sama regional yang sangat berbeda. Meskipun keduanya bertujuan untuk mendorong stabilitas dan kemakmuran di antara negara-negara anggotanya, perbandingan yang lebih mendalam dapat mengungkapkan bidang-bidang di mana ASEAN dapat belajar dari UE untuk meningkatkan solidaritas, kohesi, fungsi, dan efektivitasnya.
Namun kelebihan UE yang ternyata adalah pemersatunya, yaitu satu nilai fundamental berupa demokrasi. Ini berarti bahwa hanya negara-negara demokratis yang dapat menjadi anggota UE.. Nilai-nilai bersama lainnya termasuk penghormatan terhadap martabat manusia, kebebasan, kesetaraan, supremasi hukum, dan hak asasi manusia, termasuk hak-hak kelompok minoritas. ASEAN, di sisi lain, memiliki pendekatan yang lebih beragam karena anggotanya memiliki sistem pemerintahan yang berbeda-beda.
Kesamaan antara UE dan ASEAN termasuk promosi prinsip-prinsip perdamaian dan stabilitas. UE juga memiliki mata uang bersama, Euro, dan perbatasan Schengen yang mempersatukan negara-negara anggotanya. ASEAN dapat belajar dari keberhasilan UE dalam mengelola nilai-nilai regional yang terlokalisasi sambil tetap mengadopsi nilai-nilai humanisme internasional dan demokrasi untuk mendorong kemajuan.
Perbedaan Struktural dan Pengambilan Keputusan
Kerangka kelembagaan