Masalah jantung
Infertilitas
Masalah ginjal
Kerusakan saraf (neuropati perifer)
Risiko kanker kedua
Menurut ahli kemoterapi yang perlu disikapi dengan skeptis bahwa banyak dari efek samping yang diatas tersebut dapat dicegah atau diobati. Sebagian besar efek samping mereda setelah pengobatan berakhir. Ini bukan kesangsian atau testimoni melainkan dukungan supaya tidak menakutkan.
Perawatan kanker telah berkembang dengan kecepatan yang mengesankan dalam beberapa tahun terakhir. Wawasan baru mengenai imunologi dan biologi tumor, dipadukan dengan kemajuan dalam kecerdasan buatan, alat nano, rekayasa genetika, dan pengurutan (sequencing) -- dan masih banyak lagi -- menjanjikan kemampuan yang semakin canggih dalam pencegahan, diagnosis, dan pengobatan kanker yang dipersonalisasi. Mengapa personal, karena tidak untuk semua orang, atau setiap orang mempunyai sensitivitas, akseptansi dan adaptasi sendiri sendiri.
Kesimpulan. Pilihan penyembuhan konservatif dengan pengobatan kemoterapi, ternyata punya testimoni positif dari keluarga kerajaan Inggris. Dalam hasil studi kanker terakhir ada kemajuan signifikan dalam bidang nano-medis. Nah penerapannya harus ditujukan kepada orang yang suka dengan bioteknologi, tidak pada khalayak umum. Ditunjukkan dalam pengembangan teknik baru ini dapat digunakan untuk melakukan biosintesis nanopartikel emas dalam sel kanker. Tim riset UMBC telah berhasil mengambil langkah penting dalam pengobatan kanker secara lebih efektif dan tepat sasaran. Dengan kemajuan ini, sekarang kita bisa mengubah cara mendiagnosis dan mengobati kanker, dengan memanfaatkan sifat unik nanopartikel emas untuk mempercepat kesembuhan pasien.
Baca juga artikel saya tentang Nano Teknologi untuk menyembuhkan kanker pada ulasan saya: di KompasianA berjudul Horizon Baru Sembuhkan Kanker dengan Mas Nano
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H