Mohon tunggu...
!wan Jemad!
!wan Jemad! Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Tuhan menciptakan dunia dengan kata, dan manusia menciptakan Tuhan juga dengan kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Melawat Tuhan

9 Maret 2017   16:04 Diperbarui: 9 Maret 2017   16:14 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Yahh, kematian memang tak pernah menakutkan bila kita sudah dekat dengan-Nya, karena Ia selalu menghidupkan, lagi seksi,” ujarnya menambahkan.

Aku terdiam. Di tempat Tuhan, duka lebih bersahabat dari sukacita. Wajah-wajah muram, dengan senyum yang terpotong. Aku mulai paham, betapa sulitnya menjumpai Tuhan di tempat-Nya sendiri. Ia terlalu agung untuk ditemukan pada sebuah senja yang tanggung, dengan perasaan canggung dan ragu menggantung. Ia terlampau mulia untuk dijumpai dengan jubah yang menjuntai, menyiratkan dosa yang memenuhi seluruh tubuh hingga harus ditutupi utuh. Tuhan, Ia tak mudah dijumpai, semudah menjumpai seseorang di akhir pekan.

Aku masih percaya satu hal yang lain, bahwasannya meski sulit bertemu Tuhan, namun Ia tetaplah ada. Ia ada di tempat duka-duka bergelantungan. Ia ada ketika di gerbang kami bertransaksi. Ia ada.

Ketika senja itu, aku pulang. Aku terkenang, ia pernah bilang,

“Ketika aku dalam penjara, kamu melawat Aku.”

 

Rutan Cipinang, 2013

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun