Mohon tunggu...
Hadi Wirawan
Hadi Wirawan Mohon Tunggu... wiraswasta -

petani gurem di @TuhanPatih

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kalang-Kabutnya Segala Bahasa

20 November 2013   20:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:53 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Setelah mengadopsi huruf “J” dan “V” pada tahun 1630, Bahasa Inggris –seperti juga juga bahasa Indonesia– menggunakan 26 huruf, sementara bahasa Kamboja memakai 74 huruf. Tetapi tetap saja pontang-panting menghadapi perkembangan teknologi. Lantas, bagaimana dengan bahasa Ampul milik orang Papua New Guinea yang cuma memakai 11 huruf?

MEMBACA berita di berbagai media cetak atau mendengar ‘ocehan’ reporter dan presenter TV, sering kali kita mendengar kata “CANGGIH”. Kalau sudah begini, ingatan ini langsung terusik dan meluncur 20 tahun ke belakang.

Sekitar 20 tahun lalu, untuk menghormati bahasa Indonesia sekaligus melindunginya dari serbuan istilah-istilah asing, para pakar bahasa kita memperkenalkan –diantaranya– istilah “SANGKIL“ dan “MANGKUS“. Kalau tidak salah, ini untuk membendung popularitas kata “Canggih“ yang dianggap tidak cukup legal dalam struktur bahasa nasional kita.

Sosialisasi digalakkan, tak ketinggalan beberapa media cetak serius ikut memainkan perannya sebagai agen transforasi informasi, giat mengorbitkannya –termasuk Koran KOMPAS. Tetapi “Sangkil“ dan “Mangkus“ tak juga menggapai kepopulerannya, bahkan gagal total merebut penggemarnya –pengguna bahasa Indonesia. Pamornya tenggelam, nasibnya tak sebagus “Alihalih“ atau “Pakar“, punah diterkam zaman.

Sayang memang, kenapa justru bukan kata “Lupa“ saja yang punah! Dengan demikian segala persidangan yang menyangkut suap dan korupsi di negeri ini berjalan lancar, Nunun Nurbaeti, Angelina Sondah, Miranda S Goeltom dan lain-lainnya tidak bisa berkelit “Lupa Yang Mulia“ ketika dulu menjadi terdakwa atau sekadar saksi di persidangan.

Tapi “Lupakanlah “. Sejak teknologi komunikasi berkebang begitu cepat, melapaui kecepatan perkebangan di bidang lainnya, hampir seluruh bahasa di permukaan bumi ini kontan tersengal-sengal mengibanginya.

Gelombang pertama gempuran melanda saat kemunculan teknologi pesan pendek (SMS) yang segera mewabah di lima benua. Fenomena ini tidak hanya mebuat para ahli bahasa gerah dan geram luar biasa, bahkan mampu mebuat habit saling kirim kartu Lebaran, kartu Natal atau kirim wesel pos nyaris punah. Kini semuanya cukup melalui SMS, termasuk untuk kirim uang.

Gelombang kedua gempuran menyusul beberapa tahun belakangan ini oleh kemunculan media jejaring sosial macam twitter dan facebook, melahirkan istilah-istilah baru dalam berkomunikasi dan berinteraksi visual teks. Sekaligus juga memunculkan kompleksitas dan kerumitan tersendiri bagi seluruh bahasa di jagat raya, lebih-lebih karena istilah yang tak ada dalam standar kata itu acap kali dipakai juga dalam komunikasi verbal sehari-hari.

Dengan agak hiperbolik, Dr. Harold Williams –pakar bahasa dari Selandia Baru yang menguasai 58 bahasa– mengatakan bahwa akibat lesatan teknologi komunikasi khususnya SMS dan media jejaring sosial itu kompleksitas kerumitan bahasa (apapun) kini nyaris setara dengan kompleksitas sistem tata surya Milky Way Galaxy (Galaksi Bima Sakti).

Dan dari sebegitu banyak bahasa yang digunakan lebih dari enam milyar manusia di planet bumi, bahasa Inggris lah yang paling pontang-panting. Bayangkan, bahasa yang paling luas digunakan ini, dalam vocabularynya menyediakan 616.500-an kata, plus sekitar 400.000-an kata padanan –yang berubah arti karena tergantung kondisi teknisnya– rasanya masih saja kurang bagi para maniak SMS dan pengguna media jejaring sosial.

Padahal, percayalah, sejauh ini tak seorang Inggris pun yang pernah menggunakan lebih dari 45.000 kata dalam karya tulis maupun ucapannya, selama hidupnya. Pujangga William Shakespeare misalnya, dalam karya tulis maupun komunikasi verbal selama hidupnya –menurut World Almanac– hanya menggunakan tak lebih dari 33.000 kata dari 616.500-an kata yang tersedia dalam perbendaharaan kata bahasa Inggrisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun