Mohon tunggu...
Iwan balaoe
Iwan balaoe Mohon Tunggu... Wiraswasta - Orang biasa

Pemerhati yang perhatian banget

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gibran dan AHY

12 Agustus 2020   10:04 Diperbarui: 12 Agustus 2020   09:55 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses yang instan, gak akan mendapatkan hasil yang bagus. 

Diunggulkan terus selama masa pilkada oleh lembaga survey, gak membuat masyarakat kita tergiring memilihnya. Sosok Anies yang diramalkan gak akan lolos putaran ke-2 melihat hasil survey yang beredar, malah menyodok ke peringkat ke-2, meninggalkan AHY dengan selisih suara sangat jauh diposisi ke-3 yang artinya tidak lolos putaran ke-2 pilkada DKI.

Pencalonan Gibran saat ini adalah cermin bagaimana Demokrat memunculkan nama AHY. 

Jika melihat sengitnya memutuskan nama, sosok Gibran malah lebih ada tantangan ketika ada pertentangan dari kader PDIP mengenai pemilihan Gibran sebagai calonnya. Gibran menyingkirkan nama kader PDIP yang sudah dikenal sebagai calon kuat.

Sosok AHY terpilih sebagai calon dari demokrat tanpa ada keributan. Tanpa ada pertentangan ketika dirinya dimunculkan. Padahal masih banyak calon2 potensial Demokrat yang sudah mempunyai nama sebagai kepala daerah teladan.

Hak veto SBY kala memutuskan AHY benar2 membuat kader lain harus menurut. Sampai disini saja, politik dinasti yang dijalankan demokrat sudah terkesan mengabaikan suara masukan kadernya. Berbeda dengan PDIP yang masih menyelesaikan permasalahan internal kader mereka ketika nama Gibran dimunculkan  

Nama Gibran mulai dikenalkan sebagai calon sudah terdengar 1 tahun menjelang pilkada Solo. Sedangkan nama AHY mulai dikenalkan disaat injuri time pendaftaran di KPU.

Jika melihat prosesnya, siapa yang paling buruk dalam mengusung putra mahkota? Gibran atau AHY?

Dua putra mahkota ini memiliki kesamaan dalam proses kemunculan. Namun memiliki perbedaan dalam perlakuan publik pada mereka.

Jika membenci politik dinasti dan cara menaikkan nama putra mahkota. Jadi pertanyaan, kenapa sosok AHY bisa dimunculkan sebagai calon presiden/wakil presiden di pemilu 2024 tanpa ada pertengangan dari orang2 yang membully Gibran?

Netizen meributkan sosok Gibran, menganggapnya tidak kredibel dan belum berpengalaman. Bagaimana dengan sosok AHY yang juga tidak berpengalaman apapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun