BNI boleh saja tapi kehadirannya belum merata hingga ke wilayah kecamatan seperti di Kabupaten Timor Tengah Utara. Akibatnya peserta Kartu Prakerja yang berada di luar kota harus datang ke kota. Belum lagi antriannya panjang karena di kota cuman ada 1 bank BNI dan kuota layanan bagi program ini pun sangat dibatasi karena harus melayani nasabah lainnya yang bukan peserta Kartu Prakerja. Peserta dimaksud harus bolak balik berhari-hari untuk mengurus buku tabungan BNI.
Bayangkan saja bila di suatu daerah terdapat minimal 1000 orang peserta Kartu Prakerja dihadapkan dengan hanya 1 bank BNI di daerah tersebut serta kuota maksimal layanan untuk peserta Kartu Prakerja maksimal 14 orang per hari.Â
Tentu butuh waktu berbulan-bulan lamanya untuk mencetak buku tabungan bagi peserta program Kartu Prakerja. Padahal peserta Kartu Prakerja berharap sesegera mungkin mengeksekusi insentif pasca pelatihan guna pemenuhan kebutuhan hidup maupun modal usaha. Â Â
Oleh karena itu, pemerintah dalam menyalurkan bantuan seperti ini perlu memperhitungkan jangkauan layanan serta penyebaran lembaga keuangan mitra kerja sehingga proses penyaluran bantuan menjadi lebih efektif dan efisien.Â
Tulisan ini dibuat berdasarkan apa yang saya lihat dan dengar baik di dunia maya/medsos maupun dunia nyata.
SALAM...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H